Mohon tunggu...
Cecep Gaos
Cecep Gaos Mohon Tunggu... Guru - Guru pecinta literasi

Guru Kota Padi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Percayalah, Malas Membaca Lebih Kejam daripada Membunuh

3 Juli 2016   22:26 Diperbarui: 9 April 2017   17:00 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari ini penulis merasa terusik dan tidak nyaman dengan beberapa headline atau judul berita, baik cetak atau online, yang tidak merefleksikan secara utuh apa yang sebenarnya diberitakan, atau bahkan dibuat sedikit “menyesatkan” dengan tujuan menarik minat para pembacanya. 

Headline atau judul berita ini dibuat dengan menggunakan diksi yang luar biasa dan bisa jadi sensitif bagi orang-orang yang membacanya.

Sebagai contoh yaitu berita dengan judul “Tuhan.. Tolong Pilihkan Agama Yang Baik Buat Saya, Kalau Bisa Jangan Islam” yang diberitakan oleh kabarpagi.xyz pada tanggal 25 Juni 2016. Judul yang lainnya yaitu “Anggota Dewan juga Terima Gaji ke-13 dan 14 Sebesar Rp 255 Juta” yang diberitakan oleh jawapos.com pada tanggal 3 Juli 2016.

Yang membuat penulis merasa terusik dan tidak nyaman adalah ketika berita-berita ini diposting ulang di media sosial, facebook misalnya, dan yang terbaca secara langsung atau terpampang di media sosial tersebut hanya judulnya saja tentunya. Sementara sebagian para netizen yang membaca judul tersebut menelan mentah-mentah judul beritanya tanpa membaca utuh atau sebagian isi beritanya.

Di dalam dunia jurnalisme, barangkali hal ini bisa dipahami dan dimaklumi. Yang penulis ketahui dan pahami, ada trik yang terpaksa harus dilakukan oleh para jurnalis dalam mengemas suatu berita demi menarik para pembacanya tanpa melanggar kode etik jurnalisme. 

Salah satu trik dalam menarik para pembaca ini yaitu melalui judul yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa, bombastis, bahkan bisa jadi tidak logis yang menggelitik rasa penasaran para pembacanya. Judul-judul yang disajikan barangkali tidak melanggar kode etik, tapi memang membutuhkan kebijakan dan kecerdasan dari para pembacanya.

Hal ini barangkali dikarenakan sebagian masyarakat kita masih senang dengan hal-hal berbau instan dan sudah tersedia dalam bentuk yang sudah jadi, tanpa memerlukan upaya-upaya lebih untuk mendapatkannya. Dalam hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat kita masih rendah minat bacanya. 

Kita sudah merasa cukup dengan hanya membaca judulnya saja, tanpa mau lebih jauh membaca isi dari suatu berita. Otak kita sudah terlanjur terpengaruh dan terperangkap “jebakan” trik para jurnalis dalam membuat berita. Lebih-lebih sebagian besar masyarakat kita masih mudah “terprovokasi”, apalagi dengan hal-hal sensitif daripada mengedepankan prinsip tabayyun. Tabayyun adalah meneliti atau mencari kebenaran tentang sesuatu hingga jelas duduk persoalannya.

Padahal dalam membaca atau memeroleh suatu informasi tertulis, ada beberapa teknik yang bisa kita gunakan. Misalnya kita bisa menggunakan teknik skimming dan scanning. Skimming adalah suatu teknik membaca dengan sangat cepat untuk mencari ide pokok atau keseluruhan isi bacaan atau berita. Sedangkan scanning adalah teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi atau fakta yang dicari dalam waktu yang sangat cepat.

Teknik-teknik membaca inilah yang penulis rasa mudah dilakukan dan sangat dibutuhkan dalam menemukan informasi dan menanggapi suatu berita, sehingga kita tidak hanya berhenti pada membaca judulnya saja. Karena apabila demikian, ada kemunginan kita akan terjebak pada pemahaman yang keliru.

Misalnya dalam menanggapi dua contoh berita tersebut di atas. Ketika pertama kali membaca judul tersebut, penulis memiliki pemahaman yang berbeda dengan isi berita sebenarnya sampai penulis membaca secara utuh beritanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun