Perkenalan saya dengan Idris Apandi –seorang Widyaiswara yang produktif menulis dari LPMP Jabar- pada awal triwulan keempat tahun 2015 membuat saya mengenal Kompasiana dan resmi terdaftar sebagai Kompasianer pada tanggal 11 November 2015. Kompasiana menjadi rumah pertama dan utama saya untuk mencurahkan segala kegalauan dan keluh kesah atas segala kondisi dan situasi yang saya alami serta kebahagiaan yang saya rasakan melalui tulisan.
Di Kompasiana, saya menemukan kesenangan dan kebahagiaan dalam menulis. Hal ini dikarenakan Kompasiana memiliki fitur-fitur yang menarik dan beragam yang senantiasa terus di-update. Dengan fitur-fitur khasnya, Kompasiana memungkinkan saya berkomunikasi dan berinteraksi dengan para Kompasianer lain dengan cara saling membaca tulisan dan mengapresiasi dengan cara memberikan penilaian serta komentar terhadap dan/atau tentang tulisan yang kita buat. Selain itu, Kompasiana bisa menjadi tempat penempaan diri saya dalam mengembangkan kemampuan menulis.
Ketika mencurahkan tulisan di Kompasiana, motivasi dan kebahagiaan saya meningkat manakala tulisan saya mendapatkan nilai tertinggi dan masuk kategori tulisan terpopuler. Terlebih lagi ketika tulisan saya menjadi artikel pilihan dan/atau headline. Meskipun saya tidak tahu secara persis apa yang menjadi penilaian sehingga tulisan saya menjadi artikel pilihan dan/atau headline. Yang jelas itu bisa menjadi motivasi dan kebahagiaan dalam diri saya, karena tidak semua tulisan bisa menjadi artikel pilihan dan/atau headline.
![Salah satu artikel penulis yang menjadi Headline. Dok. pribadi (SC)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/05/12/headline-5914cb80747a61dd03d2dd65.png?t=o&v=770)
![Salah satu artikel penulis yang masuk kolom Social Stream. Dok. pribadi (SC)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/05/12/janganlah-menjadi-guru-disket-menjadi-social-stream-5914cbd67597732d4fd9ef5e.png?t=o&v=770)
Meskipun belum begitu banyak tulisan yang bisa saya goreskan di Kompasiana (63 tulisan: headline 6, pilihan 25), bagi saya ini sudah menjadi prestasi luar biasa mengingat saya tidak memiliki latar belakang dan skill menulis yang mumpuni.
Entah hal ini normal atau tidak, patut atau tidak, saya sangat senang men-sharescreen capture dari tulisan-tulisan saya yang menjadi artikel pilihan atau headline di grup-grup Whatssapp, Telegram ataupun grup Facebook. Barangkali ini karena saya masih relatif hijau dan perlu motivasi dari orang lain dalam menulis. Namun begitu, itulah cara saya memanjakan diri bersama Kompasiana. Dengan menulis di Kompasiana saya menemukan kebahagiaan dan motivasi untuk terus menulis. Bagi saya Kompasiana adalah inspirasi.
Semoga Kompasiana bisa terus menginspirasi dan memotivasi para Kompasianer untuk terus berkarya melalui tulisan, sehingga bisa menginspirasi masyarakat untuk terus melakukan aksi positif dan bermanfaat bagi kehidupan. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI