Mohon tunggu...
Cecep Gaos
Cecep Gaos Mohon Tunggu... Guru - Guru pecinta literasi

Guru Kota Padi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Citarum, Kau Tak Lagi Harum

29 Mei 2017   21:13 Diperbarui: 29 Mei 2017   22:08 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Foto Citarum. Dok Pribadi"][/caption]

Badanmu yang panjang lenjang terbentang di tanah pasundan
Berhulu di lereng Gunung Wayang di tenggara Kota Bandung yang menawan
Meliuk-liuk indah bak penari ular yang sedang mabuk kepayang
Melewati berbagai kabupaten berujung di kota padi Karawang

Dulu tubuhmu berhiaskan pernak-pernik sejarah, ekonomi, dan sosial
Mulai dari kejayaan Kerajaan Taruma yang begitu fenomenal
Sampai runtuh luluh lantah yang memunculkan Kerajaan Sunda
Airmu mengalir memberi manfaat bagi seluruh masyarakat
Bendungan Saguling, Cirata, dan Jatiluhur adalah saksi bisu yang tak pernah sekarat

Kini namamu tak lagi harum
Wangi tubuhmu tak lagi semerbak bunga melati
Wajahmu yang dulu jernih tak lagi memancarkan cahaya
Noda hitam setiap saat ditumpahkan ke wajahmu yang lugu tanpa dosa
Oleh keserakahan kaum kapitalis yang tak bertanggung jawab

Kini badanmu tak lagi seluas masa lalu
Disempitkan bangunan liar yang berdiri tanpa nalar
Hingga membuat daya tampungmu berkurang berhektar-hektar
Hingga kau tak lagi mampu bersabar

Ingatkah kau 2010?
Amukan amarahmu merendam mengoyak tatar pasundan
Menyapu siapa saja yang berusaha menghalang
Tak lagi peduli memperhatikan sudut pandang

Dan lihatlah kini!
Dimana air matamu?
Terkadang kau dipaksa tertahan atau keluar mengikuti nafsu dan keserakahan para penguasa
Kau pun dieksploitasi tanpa basa-basi penuh ilusi

Citarum...
Kini kau tak lagi harum. []

#CG @Karawang, 29-05-2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun