[caption caption="Foto Citarum. Dok Pribadi"][/caption]
Badanmu yang panjang lenjang terbentang di tanah pasundan
Berhulu di lereng Gunung Wayang di tenggara Kota Bandung yang menawan
Meliuk-liuk indah bak penari ular yang sedang mabuk kepayang
Melewati berbagai kabupaten berujung di kota padi Karawang
Dulu tubuhmu berhiaskan pernak-pernik sejarah, ekonomi, dan sosial
Mulai dari kejayaan Kerajaan Taruma yang begitu fenomenal
Sampai runtuh luluh lantah yang memunculkan Kerajaan Sunda
Airmu mengalir memberi manfaat bagi seluruh masyarakat
Bendungan Saguling, Cirata, dan Jatiluhur adalah saksi bisu yang tak pernah sekarat
Kini namamu tak lagi harum
Wangi tubuhmu tak lagi semerbak bunga melati
Wajahmu yang dulu jernih tak lagi memancarkan cahaya
Noda hitam setiap saat ditumpahkan ke wajahmu yang lugu tanpa dosa
Oleh keserakahan kaum kapitalis yang tak bertanggung jawab
Kini badanmu tak lagi seluas masa lalu
Disempitkan bangunan liar yang berdiri tanpa nalar
Hingga membuat daya tampungmu berkurang berhektar-hektar
Hingga kau tak lagi mampu bersabar
Ingatkah kau 2010?
Amukan amarahmu merendam mengoyak tatar pasundan
Menyapu siapa saja yang berusaha menghalang
Tak lagi peduli memperhatikan sudut pandang
Dan lihatlah kini!
Dimana air matamu?
Terkadang kau dipaksa tertahan atau keluar mengikuti nafsu dan keserakahan para penguasa
Kau pun dieksploitasi tanpa basa-basi penuh ilusi
Citarum...
Kini kau tak lagi harum. []
#CG @Karawang, 29-05-2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H