Mohon tunggu...
Cecep Gaos
Cecep Gaos Mohon Tunggu... Guru - Guru pecinta literasi

Guru Kota Padi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ceu Entin, yang Berkarya yang Berhati Mulia

10 Mei 2017   14:31 Diperbarui: 10 Mei 2017   14:31 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Cover Buku Novel Ceu Entin. Courtesy Erni Wardhani

Ceu Entin adalah judul sebuah buku novel berbahasa Sunda buah karya Erni Wardhani. Erni Wardhani adalah seorang guru di SMKN 1 Cianjur Jawa Barat dan seorang anggota sebuah komunitas pegiat literasi yang bernama Komunitas Pegiat Literasi Jawa Barat (KPLJ). Selain itu, dia adalah seorang Kompasianer yang sangat supel dan produktif menulis.

Dengan kepiawaian memainkan kata, rasa dan imajinasinya, Erni Wardani mampu menghadirkan Ceu Entin yang merupakan tokoh sentral ciptaannya pada buku tersebut seolah-olah merupakan tokoh nyata. Sehingga, saya dan beberapa rekan di KPLJ menyematkan nama Ceu Entin ini kepadanya. Oleh karenanya, sesekali kita menyebut atau memanggil dia dengan sebutan Ceu Entin. Jadi Ceu Entin yang dimaksud pada judul tulisan ini adalah Erni Wardani.

Sebagai seorang Kompasianer bisa dibilang dia masih hijau. Bisa dilihat dari profil akun Kompasiaanya, dia tercatat sebagai anggota Kompasiana sejak tanggal 31 Desember 2016. Ini artinya, umur dia berkecimpung di dunia Kompasiana baru -kurang lebih- 5 bulan. Meskipun demikian, dia sudah bisa mengguncang dunia kompasiana dengan tulisan-tulisan khasnya. Untuk membaca tulisan-tulisan khasnya tersebut sila klik DISINI. Selain itu, Ceu Entin sebenarnya telah menelorkan beberapa karya tulis berbentuk buku.

Di awal-awal kiprahnya di Kompasiana, dia mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dan limitedtentunya. Berawal dari keikutsertaannya dalam event lomba membuat cerpen tentang “Ketemu Sang Mantan” yang diadakan oleh Kompasiana dan menjadi salah satu pemenang tersebut, dia dilamar untuk menjadi salah seorang narasumber acara Ngoplah-nya Kompasiana. Untuk membaca tentang pengalamannya tersebut sila klik DISINI.

Kemudian baru-baru ini, Ceu Entin telah menelorkan lagi buku anyarnya yang berjudul “Teka-teki di Bibury Village”. Buku ini adalah karya bukunya yang kesepuluh, dan merupakan karya novelnya yang kedua. Buku-buku lainnya yaitu Dari Guru untuk Cianjur, in (Toleransi), Bukan Guru Biasa, Guru Menyemai Benih Literasi, Antologi Puisi “Menanam Kenangan”, Modul Pengayaan UN, dan Pengayaan Ujian Nasional.

Yang menarik dan inspiratif dari Ceu Entin ini adalah dia bukan hanya sosok wanita yang senantiasa berkarya lewat keahlian menulisnya, tetapi juga ternyata dia mempunyai hati yang sangat mulia. Ini saya tangkap kesannya ketika dia menawarkan dan membuat order list untuk buku terbarunya tersebut di grup Whatsapp KPLJ. Suatu saat ada rekan yang bertanya mengenai ongkos kirim (ongkir) pembelian buku tersebut. Dia menjawab bahwa untuk ongkir seikhlasnya saja dan akan dia sumbangkan kepada yatim piatu. Sayapun terhentak membaca jawaban ini. Saya berpikir ini merupakan hal yang sangat baik dan mulia, dan tidak semua orang bisa dan mau melakukannya. Sebetulnya awalnya saya bertanya-tanya, bagaimana dengan biaya produksinya, sudah ketutup atau belum dengan harga yang diberikan, terus biaya untuk mengirim buku-buku ke para pemesannya dari mana. Namun keraguan dalam diri saya ini kemudian terkonfirmasi ketika saya “meng-investigasi” hal ini dengan cara menjaprinya via Whatssapp. Dia menyampaikan hal yang sama dengan yang disampaikan di grup bahwa untuk ongkir bisa diberikan seikhlasnya, dan ini akan disumbangkan kepada yatim piatu. Ketika saya mengonfirmasi lagi, dia menjawab bahwa dia mencari benefit, Insya Allah nanti profit akan mengikuti.

Sungguh Ceu Entin ini luar biasa dan berhati mulia. Dia tidak hanya berkarya lewat kemampuan menulisnya, tetapi dia juga berhati mulia mau berbagi dengan sesama, terutama anak-anak yatim piatu yang sangat membutuhkan lambaian tangan kita.

Daftar pemesanan bukunya dari waktu ke waktu semakin panjang di-copy-paste oleh rekan-rekan di grup Whatssapp KPLJ yang memesan buku tersebut. Ini artinya nanti dana yang terkumpul melalui uang ongkir yang diberikan oleh para pembeli dan diperuntukkan untuk para yatim piatu akan semakin bertambah jumlahnya. Semakin banyak pemesan maka akan semakin banyak uang terkumpul untuk para yatim piatu melalui ongkir seikhlasnya yang diberikan oleh para pemesan. Pesanan kita akan buku tersebut sedikit banyak akan membantu mereka.

Semoga ini menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Semoga kita mampu berkarya dan memiliki hati mulia untuk senantiasa saling berbagi dengan orang lain, terutama para kaum papa. []  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun