Mohon tunggu...
Cecep Gaos
Cecep Gaos Mohon Tunggu... Guru - Guru pecinta literasi

Guru Kota Padi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terima Kasih, Cinta

31 Desember 2018   16:35 Diperbarui: 31 Desember 2018   16:52 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini, perlahan kubuka tirai jendela. Kulihat wajah mentari tak seceria waktu itu. Terdiam, murung mengurung. Rona di pipinya sedikit kusam memudar, tak semerah hari-hari yang lalu.


Kutatap dengan dalam, ada kegelisahan menyelimuti wajahmu. Kupandang dengan tajam, ada kesedihan melapisi bola matamu. Kau berusaha menahan buliran air mata, keluar dari kedua pojok kelopak matamu. Kulihat, kau tampak tak kuasa menahannya. Kau pun berusaha mengusap basah di kedua pipimu.

Lalu 'ku merenung sejenak. Anganku bertanya ada apa dengan mentariku pagi ini. Apa yang membuatmu begitu gelisah? Apa yang membuatmu begitu bersedih? Hingga kau lupa 'tuk tersenyum.

Mungkinkah karena hari ini adalah hari terakhir? Hari terakhir kebersamaan dengannya, yang telah mendampingi setahun lamanya.

Esok hari, kau tak lagi bisa berjumpa dengannya. Esok hari, kau tak lagi bersamanya. Esok hari kau tak 'kan lagi bisa bercanda dengannya. Esok hari kau tak 'kan bisa lagi memeluknya.

Tak lama lagi, kau kan segera meninggalkannya. Meninggalkan segala kenangan. Kenangan manis, yang sering membuat hatimu terharu menangis. Kenangan pahit, yang tak jarang membuat hatimu mengaduh sakit.

Jutaan warna telah kau goreskan bersama, pada kanvas kehidupan. Jutaan rasa telah kau rasakan bersama, di secangkir kehidupan.

Sore hari nanti adalah kesempatan terakhir bagimu. Tuk memberikan keceriaan, tuk menyajikan kemesraan.

Ketika kau tertidur pulas nanti malam, dia 'kan meninggalkanmu. Saat kau hanyut dalam mimpi, dia 'kan lepas darimu. Lalu menghilang, meninggalkan sejuta kenangan.

'Ku tahu, esok pagi kau tak 'kan bisa lagi menemuinya. Esok hari kau tak 'kan lagi bersamanya. Tapi, tersenyumlah wahai mentari. Percayalah, hari-hari yang 'kan datang 'kan lebih baik dari hari-hari yang telah dia berikan.

Mulai saat ini, berjanjilah dalam hati, tuk selalu melakukan yang terbaik. Tanamkanlah dalam jiwa tuk menyajikan yang teristimewa. Panjatkanlah rasa syukur dan ucapkanlah terima kasih, dengan penuh cinta. Untuk sempurnanya kehidupan, sekarang dan di masa yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun