Mohon tunggu...
Cecep Gaos
Cecep Gaos Mohon Tunggu... Guru - Guru pecinta literasi

Guru Kota Padi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gelitik Kata

21 September 2018   10:30 Diperbarui: 21 September 2018   11:04 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setiap saat kau datang mengetuk, meski ku sedang diselimuti rasa kantuk.

Pagi, ketika mentari mulai menyinari, kau mulai berusaha menghibur hati. Agar hati kembali berseri.

Siang, ketika hembusan angin mulai menggoyang jutaan ilalang, kau membujuk kegelisahan untuk segera pergi dari pandangan.

Malam, di saat jiwa-jiwa sedang melepas segala lelah di peraduan, lagi lagi kau menghampiri. Tuk sekedar merayu penaku menggoreskan isi kalbu.

Apakah kau tahu? Ku sedang terbuai jutaan rasa, hingga ku lupa indahnya kata-kata. Rasa itu bercampur aduk dalam dada, hingga ku tak mampu merangkai kata-kata.

Kala ku sedang mencumbu rasa, lagi lagi kau menghampiri. Menggelitik jari-jari tanganku yang terasa mulai kaku. Dibelenggu pikiran yang kian lama kian membeku.

#CG @Karawang, 21-09-2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun