Mohon tunggu...
Cecep Gaos
Cecep Gaos Mohon Tunggu... Guru - Guru pecinta literasi

Guru Kota Padi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mencari Bayang yang Hilang

19 Juni 2018   07:20 Diperbarui: 19 Juni 2018   08:58 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixabay.com

Kala kuterbangun, kuterperanjat hebat. Bayangku menghilang, ditelan semburat di ufuk Barat. Ku tak lagi mampu melihatnya melekat. Pada tubuhku yang hampir sekarat.

Tatapanku kosong. Pikiranku bolong. Bagai berjalan di dalam lorong. Sepi tak bertepi. Panjang tak berujung. Tanpa sedikit pun cahaya yang menaung.

Ku tak berdaya. Ternyata Tuhan telah menggariskan takdirnya. Tapi Tuhan pasti menyisipkan sejuta hikmah di baliknya. Itu tanda, Dia sedang mencurahkan kasih sayangNya.

Kumerenung. Kubertafakur. Menyerahkan segenap jiwa, pada Tuhan yang Maha Ghafur. Agar bayangku kembali. Membawa sekeranjang bunga, yang bisa kutabur.

Kini, bayang itu sudah kembali terlihat. Mengikuti setiap jejak, yang kulangkah setiap saat. Ku tak 'kan menyia-nyiakannya, meski sesaat.

#CG @Sukabumi, 19-06-2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun