Malam ini, akhirnya hatiku mengizinkanku tuk berkenalan denganmu. Dengan sedikit waktu yang masih kusisakan sebelum rasa kantukku semakin mengganggu.
Sebenarnya sudah lama hasrat ini duduk termangu, menunggu di pojokan relung kalbu. Tanpa sedikit pun sorotan remang lampu. Semenjak dia menyebut namamu waktu itu. Menanti ajakan mata dan hati yang masih sulit untuk bersatu.
Dulu, sebenarnya aku sudah cukup sering mendengar keindahan namamu disebut-sebut. Tapi aku acuh tak acuh. Menganggap dirimu tak cukup berarti dalam hidupku.
Sengaja atau tak sengaja, malam ini aku tak langsung meraba seluruh isi pikiran dan hatimu. Aku cukup menikmati sedikit saja kelihaianmu memainkan rasa. Lewat serpihan-serpihan kata yang kau ucap cetak pada kertas masa lalu.
Aku tahu sebagian isi pikiranmu lewat "Fikiran dan Samadi" yang kau tulis. Aku pun tahu hatimu dipenuhi dengan cinta dan kelembutan, lewat "Aku Bicara Perihal Cinta" yang kau buka.
Akhirnya aku masih tak cukup mengenalmu. Izinkan suatu saat nanti ku kembali meraba isi pikiran dan hatimu. Lewat rima dan ritma yang kau sisipkan pada helaian-helaian puisimu.
#CG @Karawang, 26-04-2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H