Mohon tunggu...
Cecep Gaos
Cecep Gaos Mohon Tunggu... Guru - Guru pecinta literasi

Guru Kota Padi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sekeranjang Doa untuk Merpati-merpati Putihku

16 April 2018   21:16 Diperbarui: 16 April 2018   21:33 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ingin sekali kuhentikan putaran jarum jam di dinding kamarku. Namun sama sekali tak bisa kuhentikan. Karena jalan cerita Tuhan sudah terlanjur digoreskan.

Beberapa saat lagi, kau akan segera lepas dari genggaman. Kau 'kan terbang mengangkasa membawa sejuta kenangan dan harapan. Yang pernah kita ukir bersama, di ruang-ruang kelas penuh dengan keriangan.

Tak ada lagi penggalan-penggalan cerita  yang bisa kita kumpulkan. Menjadi sebuah cerita utuh masa depan. Tak ada lagi percikan-percikan cinta yang bisa kita hiaskan. Pada dinding-dinding hati penuh dengan senyuman.

Kini, hanya buliran-buliran air mata yang tak lagi tertahankan. Membasahi kelopak mata penuh dengan pancaran keharuan.

Tak lupa kutitipkan pada awan, sekeranjang doa untuk merpati-merpati putihku. Yang 'kan lepas terbang demi meraih masa depan.

Kuselipkan secarik kertas, bertuliskan pesan-pesan Tuhan. Pada lipatan-lipatan langit berhiaskan sejuta harapan.

#CG @Karawang, 16-04-2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun