Malaikatku, jemput aku ketika bibirku tersenyum. Tersenyum bahagia melihat kedua orangtuaku bangga. Atas keberhasilanku mengarungi dunia yang fana. Dengan kesalehan sosial dan agama yang kupunya. Hingga kumampu setiap saat mengalirkan doa untuknya. Â
Malaikatku, jemput aku ketika hatiku tersenyum. Tersenyum bahagia melihat kebahagiaan istriku atas segala tanggung jawab yang kuberikan, sebagai imam rumah tangga yang senantiasa memuliakan.
Malaikatku, jemput aku ketika jiwaku tersenyum. Tersenyum bahagia, melihat anak-anakku tumbuh dewasa dalam genggaman Tuhan yang Maha Kuasa. Hingga mereka menjadi anak-anak yang taat beragama, yang selalu mendoakanku setelah kutiada. Â
Malaikatku, jemput aku ketika kutersenyum. Tersenyum lega melihat bumiku tersenyum penuh makna, karena kedamaian sudah tersebar di mana-mana.
#CG @Karawang, 28-03-2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H