Rona merah senja sudah tak lagi terlihat, kala sang Rembulan menampakkan wajahnya menghapus semburat di ujung Barat. Kalimat-kalimat suci pun sudah tak lagi terdengar, kala pintu-pintu masjid telah tertutup rapat.
Yang tersisa hanyalah wajah-wajah lelah. Yang seharian berjibaku memperjuangkan sesuap nasi dan setetes darah. Kini telah kembali ke pangkuan orang-orang tercinta di rumah.
Tapi lihatlah! Di luar sana kehidupan lain baru saja dimulai. Jantung kota seakan dipaksa tetap berdenyut. Agar kehidupan mereka masih bisa dipertahankan meski harus saling berebut.
Kehidupan mereka tak semudah yang kita jalani. Cobaan mereka datang betubi-tubi. Berbagai rintangan menghadang mereka silih berganti. Godaan dunia pun tak pernah berhenti mengganggu hati nurani. Di lorong-lorong malam yang begitu sunyi dan sepi.
Hampir saja aku kehilanganmu. Rasa syukurku yang terus menambah nikmatku. Jika saja aku tak tahu dan tak mau tahu betapa hidup mereka begitu pilu dan berliku.
#CG @Karawang, 25-03-2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H