Ku termenung bertafakur di sudut sepi. Terdiam dalam kealfaan dunia penuh fantasi dan ironi. Terlintas sejuta bayang-bayang dosa dalam diri.
Kusadari kini...
Dunia ini penuh dengan anasir-anasir yang dapat menyebabkan manusia hilang pikir. Bagai angin berdesir menghembuskan mantra-mantra sang penyihir. Bisa saja kutergelincir dari licinnya dunia yang begitu menyihir.
Di kesunyian malam yang kelam. Kusebut asmaMu Ar Rahiim, Tuhan Yang Maha Penyayang. Gapailah hatiku dengan rahimMu. Jangan Kau biarkan hatiku terlepas, hingga perisainya terkelupas. Jangan Kau biarkan jiwaku terbelenggu oleh kebahagiaan semu, hingga arah hidupku menjadi tak menentu.
Di bawah taburan cahaya rembulan. Kusebut asmaMu Ar Rahiim, Tuhan Yang Maha Penyayang. Selimutilah jiwaku dengan selimut rahimMu. Agar ku tak lagi menggigil kedinginan di bawah bayang-bayang kelam masa lalu.
#CG @Karawang, 22-02-2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H