Mohon tunggu...
Cecep Gaos
Cecep Gaos Mohon Tunggu... Guru - Guru pecinta literasi

Guru Kota Padi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kusebut AsmaMu Ar Rahiim

22 Februari 2018   13:03 Diperbarui: 4 Mei 2018   14:24 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ku termenung bertafakur di sudut sepi. Terdiam dalam kealfaan dunia penuh fantasi dan ironi. Terlintas sejuta bayang-bayang dosa dalam diri.

Kusadari kini...

Dunia ini penuh dengan anasir-anasir yang dapat menyebabkan manusia hilang pikir. Bagai angin berdesir menghembuskan mantra-mantra sang penyihir. Bisa saja kutergelincir dari licinnya dunia yang begitu menyihir.

Di kesunyian malam yang kelam. Kusebut asmaMu Ar Rahiim, Tuhan Yang Maha Penyayang. Gapailah hatiku dengan rahimMu. Jangan Kau biarkan hatiku terlepas, hingga perisainya terkelupas. Jangan Kau biarkan jiwaku terbelenggu oleh kebahagiaan semu, hingga arah hidupku menjadi tak menentu.

Di bawah taburan cahaya rembulan. Kusebut asmaMu Ar Rahiim, Tuhan Yang Maha Penyayang. Selimutilah jiwaku dengan selimut rahimMu. Agar ku tak lagi menggigil kedinginan di bawah bayang-bayang kelam masa lalu.

#CG @Karawang, 22-02-2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun