Guru merupakan salah satu elemen penting di dalam sistem pendidikan Indonesia. Peran dan fungsinya sangat menentukan arah pendidikan Indonesia. Maju mundurnya pendidikan Indonesia berada di tangan para guru-guru sebagai garda terdepan dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
Seiring dengan perkembangan abad 21, tuntutan terhadap kualitas guru semakin bertambah. Selain guru dituntut untuk menguasai empat kompetensi (pedagogik, kepribadian, sosial, profesional), guru juga dituntut untuk mampu menguasai dan menumbuhkan keterampilan abad 21 pada diri peserta didik.
Keterampilan abad 21 yang ditekankan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dikenal dengan kompetensi atau keterampilan 4C, yaitu Critical Thinking and Problem Solving (berpikir kritis dan menyelesaikan masalah), Creativity (kreativitas), Communication Skills (kemampuan berkomunikasi), dan Ability to Work Collaboratively (kemampuan untuk bekerja sama). Sementara itu, Ada 6 keterampilan abad 21 yang ditekankan oleh British Council (2016) yang di kenal dengan sebutan Core Skills (keterampilan inti), yaitu Critical Thinking and Problem Solving (berpikir kritis dan pemecahan masalah), Collabrotaion and Comunication (kolaborasi dan komunikasi), Creativity and Imagination (kreativitas dan imajinasi), Citizenship (kewarganegaraan), Digital Literacy (literasi digital), dan Student Leadership and Personal Development (kepemimpinan siswa dan pembangunan diri).
Itulah keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki atau dikuasai oleh para peserta didik "jaman now" sebagai bekal hidup di masa yang akan datang. Keterampilan-keterampilan ini pula yang harus dikuasai oleh guru "jaman now" agar bisa mengimbangi para peserta didik "jaman now" tersebut. Namun demikian, guru "jaman now" harus mengetahui dan memahami nilai-nilai yang dititipkan oleh Pahlawan Pendidikan Indonesia, yaitu Ki Hajar Dewantara.
Seperti telah diketahui, bahwa dunia pendidikan Indonesia tidak bisa lepas dari nama Ki Hajar Dewantara. Ia merupakan aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia sekaligus pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia pada zaman penjajahan Belanda. Ia merupakan pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.
Ia menitipkan nilai-nilai pendidikan melalui semboyannya yang sangat terkenal dalam dunia pendidikan Indonesia, yaitu "Ing Ngarso Sung Tulodo, Â Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani", yang artinya --kurang lebih- ketika menjadi pemimpin harus dapat memberikan suri teladan, ketika berada di tengah harus bisa membangkitkan semangat, dan ketika berada di belakang harus mampu memberikan dorongan atau semangat. Nilai-nilai ini selain harus diketahui dan dipahami, harus juga bisa diaplikasikan oleh para guru "jaman now" dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Dengan semboyan Ki Hajar Dewantara ini, diharapkan guru "jaman now" bisa memosisikan dirinya dan menjadi role model di dalam kelas sebagai pemimpin -yang penuh suri teladan-, inspirator, dan juga motivator. Sehingga peserta didik dapat melihat dan mengambil nilai-nilai baik yang diberikan dan dicontohkan secara langsung oleh gurunya. Selain itu, mereka juga dapat terinspirasi dan termotivasi untuk terus belajar demi meraih cita-citanya. [] Â
Penulis:
Cecep Gaos, S.Pd
Guru SD Puri Artha Karawang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H