Siapa yang tidak kenal atau tahu fotografer? Fotografer adalah orang-orang yang membuat gambar dengan cara menangkap cahaya dari subyek gambar dengan kamera maupun peralatan fotografi lainnya, dan umumnya memikirkan seni dan teknik untuk menghasilkan foto yang lebih bagus serta berusaha mengembangkan ilmunya (wikipedia). Sementara itu, di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa fotografer diartikan sebagai juru foto, tukang potret, pemotret, atau juru potret. Arti fotografer yang tercantum di dalam KBBI ini barangkali lebih sejalan dengan pemahaman sederhana kita.
Fotografer mempunyai tugas dan peran yang sangat penting dalam menangkap setiap momen atau peristiwa melalui "jepretan" kameranya, baik dengan menggunakan kamera digital maupun kamera yang tertanam di dalam telepon seluler. Â Namun tentu saja kamera digital -yang dibuat khusus untuk memotret- lebih baik daripada kamera yang tertanam di dalam sebuah telepon seluler, baik secara kualitas maupun fiturnya, terlebih kamera berjenis DSLR (Digital Single Lens Reflex). Â
Peran fotografer ini sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang kehidupan untuk mendokumentasikan setiap peristiwa dalam bentuk foto, pun demikian di dalam bidang pendidikan atau di sekolah. Bukan hanya perusahaan-perusahaaan besar atau lembaga-lembaga pemerintahan (termasuk lembaga kepresidenan) saja  yang sangat membutuhkan seorang fotografer untuk mendokumentasikan setiap peristiwa yang terjadi.
Pun sekolah sangat membutuhkan seorang fotografer untuk mendokumentasikan setiap peristiwa yang terjadi di dalam lingkungan sekolah, baik yang berhubungan dengan kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, ektrakurikuler, atau peristiwa-peristiwa lainnya yang berhubungan dengan aktivitas pendidikan.  Peran fotografer di sekolah tentu saja cukup diserahkan kepada  guru, bukan kepada fotografer kawakan yang sudah profesional. Jadi, ada seorang guru yang diberi tugas tambahan atau tanggung jawab untuk menjadi seorang fotografer sekolah.
Mengapa sekolah membutuhkan seorang guru untuk menjadi fotografer sekolah? Seperti  sudah disampaikan di atas bahwa di sekolah banyak kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilaksanakan. Untuk mendokumentasikan kegiatan-kegiatan ini agar lebih tertata dengan baik dan terkumpul dalam bentuk data base foto, maka harus ada seorang guru yang fokus untuk melakukannya.  Jika tidak, maka tidak mustahil akan ada banyak momen-momen penting yang tak terdokumentasikan dalam bentuk foto dengan baik.
Dokumentasi dalam bentuk foto ini sangat penting dan bermanfaat bagi sekolah. Pertama, foto kegiatan-kegiatan sekolah dapat digunakan sebagai bukti fisik dalam proses penilaian sekolah, akreditasi misalnya. Kedua, foto bisa digunakan sebagai pemanis dan pelengkap informasi dalam media promosi sekolah, di dalam brosur atau website sekolah misalnya. Selain kedua manfaat itu, tentu saja masih banyak manfaat-manfaat lain dari foto kegiatan-kegiatan sekolah ini.Â
Namun yang paling penting, tentu saja foto-foto ini dapat menjadi sebuah bukti dan kenang-kenangan bagi sejarah perjalanan sekolah yang bersangkutan dari masa ke masa, yang dapat dilihat dan dinikmati oleh generasi yang akan datang. Bisa dibayangkan jika sekolah tidak memiliki foto-foto tentang perjalanan proses pendidikannya dari masa ke masa. Oleh karena itu, fotografer sekolah sangat dibutuhkan keberadaannya di sekolah dalam merekam setiap momen sejarah perjalanan sekolah tersebut. Â
Saya ambil contoh, di istana kepresidenan ada fotografer istana atau fotografer pribadi sang presiden. Sebut saja Abror Rizki yang telah menjadi fotografer pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada masa itu. Selain itu, dalam beberapa kesempatan atau acara di Perum Peruri, saya selalu melihat ada fotografer khusus yang mendokumentasikan atau memotret momen-momen penting pada setiap acara yang dilaksanakan oleh Perum Peruri.
Penulis: