Mohon tunggu...
Cecep Gaos
Cecep Gaos Mohon Tunggu... Guru - Guru pecinta literasi

Guru Kota Padi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Generasi "Zaman Now", Kenalilah "Pepeletokan"!

21 November 2017   21:57 Diperbarui: 22 November 2017   04:37 1673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pepeletokan (Dokumentasi Pribadi)

Barangkali generasi "zaman now" jarang yang mengenal alat permainan tradisional yang satu ini, apalagi memainkannya. Alat ini digunakan anak-anak zaman dulu untuk bermain perang-perangan. Di daerah Sunda alat permainan ini dinamakan "Pepeletokan".

Pepeletokan adalah sebuah senjata mainan tradisional Sunda berbentuk tembakan yang terbuat dari batang bambu yang masih muda dan kecil. Ada dua bagian batang bambu pada mainan pepeletokan ini. Bagian pertama -yang ukurannya lebih panjang- merupakan larasnya. Sedangkan bagian kedua -yang ukurannya lebih pendek- merupakan pelatuknya. 

Pelatuknya ini terdiri dari "handle" dan bilah bambu yang dipasang pada "handle" tersebut yang berfungsi untuk mendorong pelurunya. Peluru dari pepeletokan ini terbuat dari kertas bekas atau koran yang direndam atau diberi air sampai berubah menjadi semacam adonan bubur kertas. Kemudian adonan kertas itu diperas sampai airnya keluar. Bubur kertas ini kemudian yang akan dijadikan sebagai peluru.

Pepeletokan ini ada yang terdiri dari laras tunggal polos ada juga yang dimodifikasi sedemikian rupa dengan memasangkan beberapa batang bambu menggunakan karet gelang, sehingga bentuknya menyerupai tembakan modern.

Pepeletokan yang dimodifikasi (Dokumentasi Pribadi)
Pepeletokan yang dimodifikasi (Dokumentasi Pribadi)
Cara memainkannya cukup gampang dan sederhana. Kita hanya memintal-mintal kecil adonan kertas tadi hampir seukuran dengan lubang larasnya. Masukkan dan dorong adonan tadi hingga berada di ujung laras. Kemudian untuk menembakknnya, tinggal memasukkan lagi adonan kertas berikutnya, sambil mengarahkannya ke sasaran tembak, lalu tusukkan pelatuknya tadi sekuat tenaga. 

Maka adonan kertas pertama akan keluar terpental menuju sasaran tembak. Tentu saja mengarahkannya jangan ke bagian-bagian tubuh yang sensitif dan dapat membahayakan, seperti mata. Karena meskipun pelurunya terbuat dari adonan kertas, tetapi kalau mengenai mata misalnya, cukup berbahaya. 

Demikianlah sekilas tentang alat permainan tradisional pepeletokan. Semoga generasi "zaman now" dapat mengetahui dan melestarikannya sebagai kekayaan budaya bangsa. Serta tentu saja dapat dan mau memainkannya. Sehingga alat permainan tradisional tidak kalah dan tersingkirkan oleh alat-alat permainan dan "game-game" modern abad 21, yang terkadang memiliki dampak negatif yang cukup besar dan mengkhawatirkan.

Penulis:

Cecep Gaos, S.Pd

Guru SD Puri Artha Karawang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun