Bersinar dengan cantik jelita di gelapnya malam. Menjadikanmu sebagai primadona kahyangan. Bintang-bintangpun ikut meramaikan malam yang perlahan mulai menghilang diterjang sang penguasa siang.
Benar saja keindahanmu sirna ketika penguasa siang datang. Tak sebercak cahayapun yang bisa lagi dikenang. Semua menghilang tanpa bayang.
Para cenayangpun tak mampu lagi mengomat-ngamitkan jampi-jampi 'tuk mengembalikan cahayamu. Ketika sinarmu diambil oleh sang penguasa siang. Ternyata sinarmu hanyalah titipan yang kapanpun akan hilang.
Meskipun kau dipandang indah, tapi ku tak ingin sepertimu, bulan. Yang tak punya cahaya dalam diri. Ku ingin seperti matahari yang bersinar dengan cahayanya sendiri. Meski terikmu kadang menyakiti. Meski panasmu kadang melukai.
#CG @Karawang, 29-10-2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H