Mohon tunggu...
Cecep Gaos
Cecep Gaos Mohon Tunggu... Guru - Guru pecinta literasi

Guru Kota Padi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Makan ala Santri di Hari Santri

27 Oktober 2017   18:55 Diperbarui: 27 Oktober 2017   19:04 2616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Santri. Sumber: https://indonesiaoversight.com

Beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 22 Oktober 2017, umat Islam -terutama para santri- merayakan hari yang sangat spesial, yaitu Hari Santri Nasional (HSN). HSN ini merupakan kado terindah dari pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla  yang diberikan kepada umat Islam, berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015. Keppres ini ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 15 Oktober 2015. Dengan demikian sejak Keppress ini ditandatangi, setiap tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri Nasional. Meski demikian, HSN ini diputuskan bukan sebagai hari libur nasional.

Tidak hanya dirayakan oleh para santri di pesanteren, HSN ini juga dirayakan oleh beberapa pihak atau stake holder, seperti oleh masyarakat, pemerintahan pusat, pemerintahan daerah, kementerian agama, dan lain sebagainya dengan berbagai jenis acara atau kegiatan.

Pun demikian DTA (Diniyah Takmiliyah Awaliyah) Al-Mubtadi'in Telukjambe Timur Karawang merayakan HSN ini pada tanggal 24 Oktober 2017. Perayaan HSN di DTA Al-Mubtadi'in ini dilaksanakan dengan kesederhanaan namun penuh khidmat. Acara diawali dengan pembukaan dan sambutan. Kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan membacakan Pancasila serta Ikrar Santri. Lalu dilanjutkan dengan pengumuman dan penyerahan piala-piala yang diperoleh DTA Al-Mubtadi'in pada lomba Porsadin (Pekan Olahraga dan Seni Antar Diniyah) tingkat kecamatan dan kabupaten tahun 2017.

Pengumuman dan Penyerahan Piala Porsadin 2017 (Dokumentasi Pribadi)
Pengumuman dan Penyerahan Piala Porsadin 2017 (Dokumentasi Pribadi)
Rangkaian HSN yang dilaksanakan oleh DTA Al-Mubtadi'in ini ditutup dengan kegiatan makan ala santri yang diikuti oleh para siswa atau santri bersama-sama dengan para guru atau ustad. Dulu, dan mungkin juga sekarang, makan ala santri ini sering dilakukan oleh para santri, terutama, di pesantren-pesantren salafi atau tradisional. Makan ala santri ini adalah makan yang dilakukan dengan cara berjamaah atau bersama-sama. Alas atau tempat makan yang digunakan bukanlah piring, melainkan daun pisang utuh memanjang. Lauk pauk yang dimakan adalah lauk pauk yang sederhana. Untuk menyuap nasi dan lauk pauknya tidak menggunakan sendok melainkan langsung menggunakan jari-jari tangan.

Makan Ala Santri (Dokumentasi Pribadi)
Makan Ala Santri (Dokumentasi Pribadi)
Makan ala santri ini mengandung nilai-nilai yang sangat baik, yaitu -terutama- nilai kesederhanaan dan kebersamaan. Semoga para santri bisa mengamalkan hidup sederhana dalam kehidupannya di masa yang akan datang. Selain itu, para santri diharapkan dapat menjunjung nilai-nilai persatuan dan kesatuan, sehingga menjadi ummatan waahidatan atau umat/agama yang satu, tidak tercerai-berai oleh segala kepentingan dan intrik duniawi. []

Penulis:

Cecep Gaos, S.Pd

Guru SD Puri Artha dan DTA Al-Mubtadi'in Karawang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun