Mohon tunggu...
ceceng faisal
ceceng faisal Mohon Tunggu... -

nama saya ceceng

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ihwal Pemerintahan Masa Bani Umayyah

27 Desember 2011   10:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:41 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

IHWAL PEMERINTAHAN MASA BANI
UMAYYAH

Al Dâkhil berhasil meletakan sendi dasar yang kokoh bagi
tegaknya Daulah bani Umayyah II di Andalusia. Pusat kekuasan Umayyah di
Andalusia dipusatkan di Cordova sebagai ibu kotanya. Al Dâkhil berkuasa selama
32 tahun, dan selama masa kekuasaannya ia berhasil mengatasi berbagai masalah
dan ancaman, baik pemberontakan dari dalam maupun serangan musuh dari luar.
Ketangguhan al Dâkhil sangat disegani dan ditakuti, karennya ia dijuliki
sebagai Rajawali Quraisy.

Gelar yang digunakan pada masanya adalah Amîr, dan ini
tetap dipertahankan oleh penerusnya sampai awal pemerintahan amir kedelapan Abd
al Rahman III (300-350/912-961). Proklamasi Khilafah Fathimiyyah di Ifriqiyah
(297/909, serta merosotnya kekuatan Daulah Abasiyyah sepeninggal al
Mutawakkil (232-247/847-861) mendorong Abd al rahman untuk memproklamasikan
diri sebagai khalifah dan bergelar amîr al mu’minîn.
Ia juga menambahkan gelar al Nashir dibelakang namanya mengikuti tradisi dua
khalifah lainnya.

Bani Umayyah II mencapai puncak kejayaannya pada masa al
Nashir dan kekuasaannya masih tetap dapat dipertahankan hingga masa
kepemimpinan Hakam II al Muntashir (350-366/961-976).

Kekuasaan Umayyah mulai menurun setelah al Muntashiru
wafat. Ia digantikan oleh putera mahkota Hisyam II yang beru berusia 10 tahun.
Hisyam II dinobatkan menjadi khalifah dengan gelar al Mu’ayyad. Muhammad
ibn Abi Abi Amir al Qahthani yang merupakan hakim Agung pada masa al Muntashir
berhasil mengambil alih seluruh kekuasaan dan menempatkan khalifah dibawah
pengaruhnya. ia memaklumkan dirinya sebagai al Malik al Manshur Billah
(366-393/976-1003) dan ia terkenal dalam sejarah dengan sebutan Hajib al
Manshur
.

Keruntuhan
Bani Umyyah diawali dengan pemecatan al Mu’ayyad sebagai khalifah oleh sejumlah
pemuka-pemuka Bani Umayyah. Kemudia para pemuka tersebut bersedia mengangkat al
Nashir sebagai khalifah. Akan tetapi pada kenyataanya dengan turunnya al
Mu’ayyad perebutan kursi khilafah menjadi tidak bias dihindari. Dalam tempo 22
tahun terjadi 14 kali pergantian khalifah, yang umumnya melalui kudeta,d an
lima orang khalifah diantaranya naik tahta dua kali. Daulah Umawiyah akhirnya
runtuh ketika Khalifah Hisyam III
ibn Muhammad III yang bergelar al
Mu’tadhi (418-422/1027-1031) disingkirkan oleh sekelompok angkatan bersenajta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun