Mohon tunggu...
cebol pendosa klaraspiningit
cebol pendosa klaraspiningit Mohon Tunggu... -

cebol,tidak terikat, tidak terkekang,tidak tercengkeram sekaligus tempat salah dan dosa, lemah dan tidak bisa apa-apa biarlah di mata dunia penuh dengan kekurangan memang demikian adanya,tidak akan pernah bisa menggapai tanpa dengan pertolongan dan belas kasih Tuhan. tanpa denganNya sungguh Cebol Pendosa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Imam Mahdi dan Nabi Isa Kedatangannya akan Diabaikan?

18 Maret 2017   21:29 Diperbarui: 18 Maret 2017   21:37 1366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Imam Mahdi, Nabi isa Kedatangannya akan banyak yg kecelek dan ketipu!!"

Dalam sejarahnya, kabar dari Al-Kitab bahwa kedatangan Al-Haq selalu, diacukan, diabaikan, disalahpahami, ditolak, diolok-olok, difitnah, diburu bahkan dibunuh. Tidak sekedar tidak popular karena membicarakan “sesuatu”, yang asing, aneh bagi pemahaman masyarakat saat itu. Dan hal ini tampaknya akan terulang kembali, Karena memang tidak populis. Bahasan yang berlawanan dengan arus aliran.

Para Nabi, para Rasul membicarakan perihal esensi sebagai inti kehidupan ranah batiniyah yang bersifat mendasari pada kehidupan berdunia. Sebaliknya, kehidupan manusia pada umumnya sama sekali tidak pernah menjadi pembicaraan, tidak pernah menjadi pembahasan, lintasan dalam pikirannya saja bisa jadi tidak pernah muncul dan tidak menjadi perenungan serta sama sekali tidak pernah menyadari terhadap adanya eksistensi inti kehidupan manusia, semua alat ukur standarnya duniawi, dan fisik yang lahiriyah. Didukung tidak terbiasa berani bertanya dengan keberanian meletakkan ego keakuan nafsu demi kebenaran dan keselamatan sekalipun. Walaupun pada ranah-ranah hujah rasionalitas sebagai hujahnya.

Sehingga saat ada penjelasan yang bernuansa orientasi batiniya menjadi sama sekali tidak tergerak dan tidak nyambung sama sekali. Itulah kisah sejarah masa lalu yang dialami oleh para nabi dan para rasul, sampai pada permohonan do’a yushbih mubahalah untuk diberlakukan sunnatul awwalin, do’a yang dikumandangkan jika pemohon tidak didalam kebenaran dan berada didalam klaim ego-keakuan, bukan atas kehendakNya akibatnya akan menimpa kepada diri sendiri, sebaliknya jika ada yang terus menerus berani klaim, ego merasa didalam kebenaran tanpa adanya hujah dalam ikatan persaksian yang jelas dan nyata maka, akan menjadi hancur, bahkan akan ada saat alam juga akan diajak berdo’a, menampakkan Al-Haq-Nya dan tenggelamnya kebatilan dari permukaan bumi Allah. Dan inilah saatnya. Jika do’a yushbih mubahalah sudah dikumandangkan hal yang mendasar yang perlu disikapi adalah terbuka, lapang dada, jauhkan dari sikap pertentangan, kebencian, kedengkian, apalagi suka mengolok, memfitnah. Sebab jika hal ini dilakukan maka menimpa yang disebut sebagai sunnatul awwalin.

Walaupun tidak sekeyakinan, tidak ada alasan untuk saling menghujat, saling mengolok, saling menyalahkan, maka sudah selayaknya untuk menjauhkan dari watak, sikap dan perilaku-perilaku yang merusak yakni pertentangan, pertikaian, kebencian, kedengkian. Hal yang dapat merusak kesatuan dan persatuan. Dan tidak kalah urgen adalah dikhawatirakan bahwa yang di olok dan yang disangka salah ternyata berada didalam kebenaran, dan yang dikira dirinya dan golongannya yang selama ini diyakini dalam kebenaran ternyata berada didalam kesalahan, bahkan sesungguhnya telah melenceng jauh dari kebenaran, hanya Karena tidak pernah menyadarinya.

Kembali kepada pembahasan “imam Mahdi”, hal yang sebenarnya krusial karena psikologi manusia yang telah diolak-alik oleh pikiran-pikiran, dengan harapan-harapan yang di kaitkan dengan kekuasaan, kekuatan, sesuatu yang ranah material. Hal ini memang tidak salah hanya saja, tidak menjadi substansi yang mendasar atas esensi. Sebab materi tidak akan melampau kesejahteraan dan kebahagaian serta kemerdekaan apalagi keselamatan.

Sesuatu yang material itu berada didalam posisi “alat” atau tools semata. Sehingga saat alamat-alamat atau tanda-tanda terungkap melalui hadist, yang perlu diperhatikan adalah tafsi atau terjemah. Sebab kalau tafsir berarti adalah prasangka, yang memiliki tingkat probabilitas pada ranah 99,9 % salah memahami. Yang dimaksud hadist adalah berorientasi rabah batiniyah sedang sang penafsir kira-kira ranah lahiri fisik.

Setiap Rasul datang, dan tidak sesuai dengan prasangka-prasangka yang telah dibangun, faktanya selalu diingkari 2. Al-Baqarah 87

Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh

Faktanya,Setelah tanda-tanda sebagai alamat-alamat petunjuk (dalamsejarahnya) selalu diingkari. 2. AlBaqarah 89

89. Dan setelah datang kepada merekakitab (petunjuk tanda-tanda, alamat-alamat)dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun