*Penulis turut bersimpati kepada keluarga penumpang Air Asia QZ8501, yang dikabarkan hilang kontak dengan ATC.
Sungguh memalukan menonton Breaking News pesawat Air Asia yang hilang di Metro TV. Beberapa saat yang lalu, penulis menonton wawancara yang dilakukan dengan anggota SAR dan pengamat penerbangan (Chappy Hakim). Penulis merasa bahwa pewawancara seperti ingin mencari penyebab pesawat hilang dari yang diwawancarai; harusnya, pewawancara harus mengerti bahwa sampai ada bukti konkret dari hasil investigasi, penyebab pesawat hilang kontak tidak akan bisa dikonfirmasi. Khusus untuk Zackia Arfan, semoga bisa melakukan wawancara dengan lebih profesional, dengan alur pertanyaan yang baik dan tidak menohok.
Pada bagian berikutnya, Metro TV melalui reporter lapangannya, Rifai Pamone, melakukan blunder yang sangat-sangat memalukan. Beliau melakukan wawancara langsung dengan keluarga korban yang sedang melihat nama sanak saudaranya di manifes penerbangan. Herannya, Rifai Pamone memulai wawancara dengan kalimat, "Saya turut bersimpati", namun apa yang dilakukan beliau sungguh tak menunjukkan rasa simpati. Beliau langsung menanyakan "Siapa yang dicari?", "Berapa orang anggota keluarga yang ada di pesawat?", "Dalam rangka apa keluarga pergi ke Singapura?". Sungguh sebuah tindakan yang sangat bodoh dan tidak menunjukkan empati. Inikan reporter Metro TV, hanya mencari informasi tanpa menggunakan rasa dan kata hati?
Dapat penulis perhatikan, ekspresi anggota keluarga yang datang ke Crisis Center (seorang bapak dan seorang ibu Tionghoa), yang begitu berat menjawab pertanyaan Saudara Rifai Pamone. Untungnya, seorang anggota Angkasa Pura (GM Angkasa Pura Surabaya?) datang menyela wawancara yang dilakukan Rifai. Anggota ini dengan sikap yang sangat tepat, dengan halus menghardik Rifai, "Mas, janganlah wawancara keluarga korban dulu, biarkan mereka sendiri dulu". Lebih parah lagi, Rifai langsung mewawancari anggota tersebut tanpa rasa malu (penulis menyebutnya RAI GEDEG).
Untuk Metro TV, sebagai channel TV pendukung pemerintah, tunjukkan sikap dan profesionalitas stasiun TV Anda dengan lebih mendidik reporter and anchor Anda dalam melakukan wawancara, sungguh memalukan..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H