Asal-usul berdirinya
Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222 M, yang dikenal sebagai tokoh legendaris dalam sejarah Nusantara. Ken Arok memulai perjalanan kariernya dari latar belakang yang sederhana sebagai seorang rakyat biasa. Namun, ambisi dan kemampuannya yang luar biasa membawanya ke puncak kekuasaan. Ken Arok berhasil merebut kekuasaan dari Tunggul Ametung, penguasa Tumapel, dengan membunuhnya menggunakan keris Mpu Gandring yang terkenal karena kutukannya. Setelah peristiwa ini, Ken Arok menikahi Ken Dedes, istri Tunggul Ametung, yang kemudian memantapkan kekuasaannya di wilayah Tumapel.
Pada tahun 1222, setelah mengalahkan Kerajaan Kediri dalam pertempuran di Ganter, Ken Arok mendirikan Kerajaan Singasari dan menobatkan dirinya sebagai raja pertama. Nama Singasari sendiri diambil dari nama sebuah wilayah yang berada di dekat Tumapel. Berdirinya Singasari menandai pergeseran kekuasaan di Jawa Timur, dan sejak saat itu, kerajaan ini berkembang pesat dalam bidang politik, ekonomi, dan budaya, terutama di bawah pemerintahan Raja Kertanegara.
Di bawah Raja Kertanegara, Singasari mencapai puncak kejayaannya dengan melakukan ekspansi besar-besaran, baik ke dalam maupun luar wilayah Nusantara. Kerajaan ini berhasil memperluas pengaruhnya hingga wilayah Melayu dan menguasai jalur perdagangan strategis, sehingga Singasari menjadi salah satu kerajaan besar di Nusantara sebelum akhirnya runtuh dan digantikan oleh Kerajaan Majapahit.
Sistem pemerintahan Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari mengalami perkembangan politik yang pesat, terutama di masa pemerintahan Raja Kertanegara. Perkembangan ini terlihat baik dari segi politik domestik maupun politik luar negeri. Dalam politik domestik, Raja Kertanegara melakukan langkah-langkah seperti mengganti pejabat-pejabat penting yang membantunya. Untuk memperkuat posisinya, ia juga memanfaatkan pernikahan politik serta memperkuat angkatan perang.
Sementara itu, dalam politik luar negeri, Raja Kertanegara melakukan Ekspedisi Pamalayu yang bertujuan menguasai Kerajaan Melayu sekaligus melemahkan pengaruh Kerajaan Sriwijaya. Di samping itu, Kertanegara juga berhasil memperluas wilayah kekuasaannya dengan menguasai Sunda, Bali, Kalimantan, dan Malaka.
Sistem ekonomi Kerajaan Singasari
Informasi dari prasasti peninggalan Kerajaan Singasari serta catatan dari sumber asing hanya sedikit yang menjelaskan detail kehidupan ekonomi kerajaan ini. Namun, berdasarkan letak geografisnya, Kerajaan Singasari berada di sekitar lembah Sungai Brantas yang terkenal subur. Dengan kondisi tersebut, masyarakat Singasari diduga sangat mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber utama mata pencaharian.
Selain pertanian, Sungai Brantas juga memiliki peran penting dalam mendukung sektor perdagangan, baik bagi rakyat maupun penguasa Singasari. Dalam Kitab Negarakertagama, Pararaton, dan laporan dari Tiongkok, disebutkan bahwa masyarakat Singasari terbagi menjadi kelas atas yang terdiri dari keluarga kerajaan dan bangsawan, serta kelas bawah yang mencakup rakyat biasa. Ada juga kelompok keagamaan yang dihormati, yaitu para pendeta Hindu dan Buddha. Kondisi sosial-ekonomi masyarakat Singasari mengalami fluktuasi tergantung dari raja yang memerintah.