Mohon tunggu...
Cay Cay
Cay Cay Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Belajar tak dibatasi usia.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Maaf, Kucing Saya Sedang Sakit

8 Desember 2014   16:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:48 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1418002839903735125

[caption id="attachment_381350" align="aligncenter" width="300" caption="sumber fototerbaru.org"][/caption]

Kalau ingat kisah kemarin, rasanya saya ingin tertawa sendiri sambil geleng-geleng kepala. Bagaimana tidak? Lha wong rapat kok bisa dikalahkan oleh kucing sakit. Ah, ada-ada saja!

Ini cerita tentang seorang temanku yang kebetulan juga seorang penyayang binatang. Kemarin (Minggu) kami sedang mengadakan rapat pleno di komunitas pelayanan untuk menyusun program kerja. Ketika rapat dibreak sebentar untuk makan snack, tiba-tiba aku dihampiri oleh temanku ini. "Bu, maaf ya saya tidak bisa lanjut ikut rapat karena saya mau pulang." "Ada apa dok?" tanyaku. Oh ya temanku ini juga seorang dokter umum. "Waduuh...kucing saya sakit nih, kayaknya mau mati. Bulunya rontok semua. Barusan anak saya sms bahwa kucing saya tak mau makan lagi," Temanku mengatakan ini dengan suara pelan dan wajah sedikit galau.

Aku melongo sesaat. "Kucing sakit?" Walah...kupikir ada hal yang sangat penting. Ternyata kucingnya to yang sakit. Karena merasa sedikit aneh, maka aku nyeletuk,"Sudah lansia ya bu kucingnya?" "Iyaa...juga sih," jawab temanku ini masih dengan mimik yang galau. Hehehe...sengaja aku nyeletuk begitu karena kebetulan temanku ini juga menjadi koordinator komunitas lansia. "Hmmm...mungkin sudah tiba waktunya bu," sahutku menambahkan.

"Saya izin pulang dulu ya bu!" sekali lagi temanku ini minta izin. Setelah menatapnya sesaat akhirnya aku mengangguk. "Iya silakan aja!" Aku tak bisa mencegahnya. Kebetulan memang temanku sudah selesai presentasi program kerja jadi mungkin ia merasa sudah bisa meninggalkan rapat yang sebetulnya belum selesai. Ya sudahlah, pikirku dalam hati meski masih juga merasa sedikit aneh dan sulit memahami. Daripada harus berbantah dan bikin dia tambah galau, mendingan dipersilakan pulang saja.

Begitulah, kisah temanku yang penyayang binatang ini. Rupaya kondisi kucingnya yang sakit dan mendekati ajal membuatnya khawatir. Mungkin, ia akan merasa kehilangan kalau sampai kucingnya mati. Maklum, kucingnya juga bukan kucing sembarangan atau kucing jalanan. Tapi ini jenis kucing yang muahal harganya. Biaya perawatannya juga muuahal. Temanku ini kan seorang dokter yang kaya, suaminya juga buka apotek, jadi ya layak aja punya binatang piaraan yang bagus dan mahal.

Binatang piaraan memang kadang bisa membuat pemiliknya memiliki ikatan batin. Mereka menyayangi dan memperlakukan binatang piaraannya layaknya manusia. Rupa-rupa perilaku mereka. Salah satu contohnya ya temanku itu tadi. Meninggalkan rapat demi sang kucing. Aku tak menampik kenyataan itu dan tak  sepenuhnya menyalahkan sikapnya. Anakku juga pernah punya ikatan batin dengan binatang piaraannya. Waktu masih SD, dia pernah tak bisa tidur gara-gara kelinci kesayangannya hilang dan tak kembali. Semalaman ia sedih dan memikirkan nasib Robbit kelincinya. Ia khawatir sang kelinci kedinginan dan kelaparan. Ia doakan kelincinya agar selamat dan pulang kembali. Waktu itu aku hanya bisa tertawa seraya menghiburnya. Ah....namanya juga anak-anak.

Tapi meski demikian tetap ada yang membuatku kurang sreg dengansikap temanku tadi. Meninggalkan rapat demi seekor kucing? Waduuh...kok ya kebangeten. Kami aja susah payah mempersiapkan agar rapat ini terlaksana dengan baik dan lancar, lha kok dia malah menganggap enteng. Oaalahh....!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun