Refleksi 60 Tahun Pendidikan Planologi di Indonesia
"Cities have the capability of providing something for everybody... only when they are created by everybody". - Jane Jacobs
Kutipan yang diberikan oleh Jane Jacobs, salah satu jurnalis terkemuka dari Amerika Serikat, mengingatkan kepada kita bahwa selayaknya kota dibangun untuk memberi sebesar-besarnya manfaat untuk semua orang dan memberi ruang partisipasi untuk semua pihak dalam proses pembangunannya.
Profesi Planolog sejatinya mewujudkan hal tersebut melalui proses teknokratik dengan serangkaian metode analisis ruang dalam menyusun skenario alokasi ruang tiap kegiatan untuk mewujudkan kota yang inklusif, layak huni, adaptif dan berkelanjutan. (Btw saya lebih suka menggunakan terminologi Planolog dibanding Perencana Kota, jadi nanti kalau ketelingsut diperjalanan tulisan, murni khilaf...)
Pertanyaan yang diajukan pada tulisan ini adalah "Sudah sejauh mana para Planolog melangkah serta apa yang harus dimilikinya?'. Pertanyaan ini menjadi relevan manakala banyak yang menyatakan bahwasanya lebih baik perencanaan kota tidak diserahkan kepada para planolog dengan asumsi permasalahan bertahun-tahun dikerjakan tidak tuntas. Planolog dianggap berpikira terlalu makro, mengawang sehingga tidak mampu menyelesaikan persoalan mikro.
Perencana kota tidak semata-mata profesi yang lahir dari kemapuan melakukan presentasi dengan baik ataupun membuat laporan tertulis dengan menarik. Perencanaan kota adalah profesi / bidang ilmu yang memberikan pemahaman tentang ruang untuk pembangunan, melakukan perancangan atau perencanaan diatas bidang ruang tersebut dan mampu mengkomunikasikan hasil perencanaan/ perancangannya kepada public sebagai bagian dari akuntabilitas.
Untuk menjawab asumsi tersebut maka tulisan ini akan memberikan gambaran mengenai profesi planolog yang bukan hanya merencanakan kota saja. Tidak dalam rangka membangun pembenaran, cuma membangun kesamaan pemahaman antar para stakeholder pengguna maupun yang terlibat didalamnya.
Profesi Planolog; Konsep dan KompetensiÂ
American Planning Association (APA), organisasi profesi perencana di Amerika Seikat memberikan pemahaman mengenai apa yang dimaksud sebagai perencanaan kota yang baik acuan untuk diikuti oleh para anggotanya dalam melaksanakan tugasnya.
Good planning helps create communities that offer better choices for where and how people live. Planning helps communities to envision their future. It helps them find the right balance of new development and essential services, environmental protection, and innovative change (American Planning Association's, 2011)
Pemahaman diatas memberikan penjelasan bahwasanya perencanaan kota atau pelaksanaan Profesi perencanaan kota yang baik tidak hanya dilakukan atas nama pendekatan enginnering (rekayasa) yang terkini dan termutakhir. Secara etika, Perencanaan yang baik berorientasi kepada memberi pilihan kepada masyarakat atas tempat bermukim, menyusun tujuan masa depan dan memberikan keseimbangan atas pembangunan baru, layanan dasar, perlindungan lingkungan serta perubahan yang diakibatkan oleh inovasi.