Mohon tunggu...
Catur Warna
Catur Warna Mohon Tunggu... Wirausaha -

Milanisti | Kajian filsafat islam dan tasawuf | Membaca dan menulis | Penikmat kopi hitam | Editor di www.bincangkopi.com | \r\ncontact: akrom@bincangkopi.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Geliat Badai Matahari di 2012

27 Januari 2012   17:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:22 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Tanya Mbah google"][/caption]

Tidak berlebihan jika kita katakan, “2012 adalah tahun luar biasa”. Sebelum tahun ini muncul, peradaban manusia sudah kalang kabut mengkaitkannya dengan kiamat. Seluruh media massa (TV, Radio, media online, media cetak, Film) tak henti-hentinya memberitakan kondisi bumi dewasa ini. Pun begitu saat saat ini, di penghujun bulan pertama tahun 2012, warga bumi sedang dihebohkan dengan isu badai matahari.

Berbagai media marak mengutip pendapat para ahli, meramalkan peristiwa dahsyat yang disebut badai matahari (solar blast). Diperkirakan, semburan energi di permukaan matahari berkekuatan setara dengan seratus juta kali bom hidrogen. Konon, ledakan ini akan menyebabkan bumi dilanda badai geomagnetik.

Badai geomagnetik berpotensi merusakkan sistem komunikasi, membuat pesawat terbang jatuh, merusak pasokan makanan, mematikan jaringan internet dan, hancurnya pembankit listrik.

Ledakan besar pertama tahun ini, telah terjadi pada 23 Januari pukul 10:59 WIB dan, mencapai bumi pada Selasa 24 Januari malam waktu Indonesia. Sebagaimana pendapat Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Prof. Dr. Thomas Djaludin, "Dampaknya terhadap operasional satelit terasa hingga Rabu ini. Flare yang cukup kuat ini adalah pertama kali sejak Mei 2005 atau sejak tujuh tahun lalu." (tanya mbah google).

Diprediksi hingga akhir tahun Badai Matahari masih akan terus berlanjut, karena Matahari sedang dalam fase aktifnya.

Geliat Alam

Sejatinya, segala yang ada di semesta terus bergerak. Tidak ada yang diam. Semua berotasi, berevolusi pada garis masing-masing. Seperti sebuah mesin raksasa yang bekerja tiada henti. Seperti hukum sebab-akibat, setiap tindakan selalu mendapat respons oleh alam. Misalnya, saat tangan kita tergores pisau, secara otomatis tubuh kita meresponnya. Jika kondisi fisik kita sehat, darah akan segera mengering dan menutup luka. Begitu halnya dengan solar blast, yang merupakan reaksi matahari terhadap kondisi alam sekitarnya.

Mungkin berlebihan jika kita simpulkan dengan kiamat. Sebab dalam pandangan umum, kata “kiamat” sering diasumsikan dengan hancurnya dunia dan hilangnya kehidupan manusia. Di lain sisi, ada juga yang menanggapi bahwa kiamat selalu terjadi setiap detik, hanya saja kita tidak menyadarinya. Tentu saja di sini kata “kiamat” berarti kehancuran, entah itu kecil atau dalam skala besar.

Menanggapi berita Solar Blast, salah satu teman facebook saya yang cukup sepuh (AriSH), santai berpendapat; “Badai matahari...ya monggo saja. Mau apa lagi,kita jalani saja kehendak alam dan jagad raya sebaik baiknya”. Saya sepakat dengan beliau dan, mari menari bersama geliat alam yang elok.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun