Mohon tunggu...
Catur Warna
Catur Warna Mohon Tunggu... Wirausaha -

Milanisti | Kajian filsafat islam dan tasawuf | Membaca dan menulis | Penikmat kopi hitam | Editor di www.bincangkopi.com | \r\ncontact: akrom@bincangkopi.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

8 Tips Menulis Novel Fiksi ala Paulo Coelho

24 Oktober 2013   12:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:06 3053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi Anda para pecinta fiksi mistik, sufistik atau filosofis, tentu tak asing dengan nama penulis berdarah Amerika Latin yang  dengan cerdas mengemas cerita dalam bahasa simbolik dan ragam metafora, Paulo Coelho. Dari tangannya, terlahir karya masyhur seperti; The Alchemist, The Zahir, The Witch of Portobello, Eleven Minutes, The Winner Stands Alone dan sebagainya. Karya-karyanya telah terjual lebih dari 100 juta kopi, diterjemahkan dalam 67 bahasa di 150 negara di dunia, termasuk bahasa Indonesia.

Dalam web blog pribadinya, Coelho berbagi tips cara menulis buku atau novel sebagaimana pengalamannya selama ini kepada para penggemarnya. Berikut adalah beberapa cara yang perlu harus lakukan:

Pertama, Keyakinan. Anda tidak bisa menjual buku yang diterbitkan berikutnya jika kita memandang rendah buku yang baru saja Anda terbitkan. Jadi, berbanggalah dengan apa yang Anda miliki.

Ke dua, Percaya. Percayalah kepada pembaca, jangan menjelaskan sesuatu terlalu detail. Cukup beri petunjuk dan, biarkan para pembaca memenuhi petunjuk tersebut dengan imajinasi mereka sendiri.

Ketiga, Pengalaman. Anda tidak bisa memulai sesuatu berangkat dari ruang yang kosong. Ketika menulis sebuah buku, gunakanlah pengalaman Anda.

Ke empat, Kritik. Beberapa penulis ingin menyenangkan rekan-rekan mereka sesama penulis, mereka ingin “diakui”. Ini menunjukkan rasa tidak aman dan tidak ada lagi. Lupakan hal ini. Anda harus peduli untuk berbagi jiwa dan bukan untuk menyenangkan penulis lain. Anda diperkenankan mengkritik ataupun dikritik.

Ke lima, Membuat Catatan. Jika sibuk menangkap ide-ide yang ada, Anda sendiri akan lenyap. Anda akan kehilangan emosi dan lupa bagaimana menjalani hidup Anda sendiri. Lupakan mencatat! Karena hal yang penting adalah hal yang tidak penting itu sendiri.

Ke enam, Penelitian. Jika Anda membuat buku dengan banyak catatan penelitian, buku Anda akan membosankan untuk Anda sendiri dan para pembaca. Novel yang Anda buat bukan untuk menunjukkan betapa cerdas Anda. Ia menunjukkan bagaimana jiwa Anda.

Ke tujuh, Penulisan. Saya menulis buku yang ingin saya tulis. Pada kalimat pertama terdapat benang yang akan membawa Anda hingga akhir cerita.

Ke delapan, Gaya. Jangan sekali-kali mencoba untuk berinovasi bercerita, menceritakan sebuah cerita yang bagus dan itu ajaib. Saya melihat orang-orang mencoba untuk bekerja begitu banyak dalam gaya, mencari cara yang berbeda untuk mengatakan hal yang sama. Ini seperti fashion. Gaya pakaian, tetapi pakaian yang dikenakan tidak mendikte apa yang ada di dalamnya.

Demikianlah petuah dari Coelho. Semoga bermanfaat bagi rekan-rekan para pecinta dunia tulis di Indonesia, khususnya Kompasiana.

Jika menurutmu ini mernarik, kenapa tidak kamu share kepada temanmu lewat jejaring yang kamu miliki?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun