Mohon tunggu...
Catur Pujihartono
Catur Pujihartono Mohon Tunggu... lainnya -

hidup harus lebih dari sekedarnya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sirep Ilmu Para Pencuri

29 Maret 2013   05:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:03 7111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hal yang terjadi pada saat ada tindak kriminal pencurian adalah situasi lengah dari korban. Entah berada dimana dan sedang melakukan apa, barang lalu raib diambil pencuri. Kesempatan yang paling banyak dimanfaaatkan adalah disaat korban sedang tidur. Sehingga pencuri akan lebih leluasa untuk menyikat habis barang-barang berharga.

Kata para orang-tua, konon para pencuri sering sengaja membuat korban mengantuk dan lalu tertidur. Para pencuri biasanya menguasai ilmu yang dapat menjadikan korban mengantuk dan lalu tertidur. Ilmu ini biasa disebut di kalangan orang Jawa dengan “sirep”.

Pernah dahulu tetangga yang berada tak jauh dari tempat tinggal keluarga kami dikuras isi rumahnya pada saat masih senja menjelang. Anehnya seisi rumah pada saat itu tengah tertidur pulas dan baru menyadari ada lubang besar yang dibuat pencuri di dinding rumahnya serta harta yang sudah raib.

Kejadian yang sangat di luar kebiasaan seluruh keluarga. Tertidur pada saat waktu baru menjelang malam. Lubang yang seukuran badan manusia dibuat tanpa ada yang mengetahui dan mendengar saat digempur. Dan pencuri yang membawa harta benda di dalam rumah begitu leluasa tanpa ada yang memergoki atau terbangun.

Dan memasuki usia muda baru saya paham bahwa ilmu ini yang disebut “sirep”. Itupun karena saya belajar pencak silat dan tenaga dalam di sebuah perguruan silat tradisonal. Anggota perguruan yang telah minimalnya 3 tahun masa belajar biasanya diajar ilmu ini.

Hanya perlu sebuah ritual yang sederhana untuk mengusai ilmu ini. Praktiknya hanya membaca sebait do’a lalu menunggu orang-orang yang ingin kita “sirep” itu rebah tertidur dengan pulas. Dan ini memang beberapa-kali berhasil kami lakukan dalam perguruan ini.

Sirep dalam tingkat yang lebih tinggi lagi bisa berujud “gendam”. Dimana korban tidak tertidur tetapi sekaligus juga tidak menyadari apa yang sedang dilakukannya walau dalam keramaian atau area publik. Menguasainya juga sangat tergantung dari bakatmasing-masing orang. Ada orang yang berbakat dalam ilmu kanuragan, meski bisa melakukan sirep tetapi dampaknya tidak sehebat yang ditimbulkan oleh orang yang berbakat menguasai ilmu sirep.

Sirep memang ilmu yang dipakai dalam dunia kriminalitas. Tetapi dalam praktiknya tidak sepenuhnya dapat digunakan untuk hal-hal yang positif. Biasa saya dan teman-teman dalam perguruan menggunakan untuk menghentikan tangis balita yang hampir sepanjang hari tidak berhenti.

Yang paling penting adalah mengetahui ilmu kriminal menjadi sebuah anti tindak kriminalitas itu sendiri. Sejauh ini kami belum pernah terkena sirep dan gendam. Semoga tidak.

Dunia kriminalitas sudah semakin canggih. Pencuri tidak lagi memerlukan ilmu-ilmu ini. Tinggal duduk di belakang meja dan harta terkumpul dengan sendirinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun