Mohon tunggu...
Catur Nurrochman Oktavian
Catur Nurrochman Oktavian Mohon Tunggu... Guru - guru mata pelajaran IPS di Salah satu SMP Negeri. suka menulis, dan sudah menghasilkan beberapa buku tentang pendidikan IPS

guru mata pelajaran IPS di Salah satu SMP Negeri. suka menulis, dan sudah menghasilkan beberapa buku tentang pendidikan IPS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar dari Ibrahim dan Ismail

22 Agustus 2018   05:42 Diperbarui: 22 Agustus 2018   07:26 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Takbir Idul Adha bergema di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Seluruh umat Islam gembira merayakannya. Di balik semua itu, ada pelajaran yang sebenarnya dapat dipetik dari keikhlasan Ibrahim dan Ismail. Termasuk Siti Hajar. Peristiwa Sai dalam haji berawal dari keikhlasan dan pengorbanan Siti Hajar berlari antara Shofa dan Marwa untuk mencari air bagi Ismail. Munculnya air zam zam di sekitar keberadaan Ismail ketika merupakan reward pertolongan dari Sang Kuasa kepada Siti Hajar dan Ismail. Air zam zam pun masih dapat dinikmati seluruh jamaah haji dan umroh hingga kini.

Keikhlasan dan ketaatan Ibrahim dalam melaksanakan perintah Allah untuk mengorbankan Ismail melalui mimpinya menunjukkan kebesaran dan kebersihan jiwa Nabi Ibrahim. Putranya Ismail yang diperoleh pasangan Ibrahim dan Siti Hajar di usia senja dengan kerinduan mendalam, harus dikorbankan atas perintahNya. Tentu tidak mudah bagi Ibrahim menjalaninya tetapi beliau dengan ketaatan dan keikhlasan tinggi melaksanakannya. 

Allah pun mengganti pengorbanan dan keikhlasan Ibrahim tersebut dengan mengangkat derajat Ibrahim sekeluarga. Nabi Ibrahim kita kenal sebagai bapaknya para Nabi. Kedua putra Ibrahim, Ismail dan Ishak selain juga menjadi nabi dan rasul juga meneruskan keturunan-keturunan berikutnya yang kelak menjadi nabi dan rasul Allah.

Apa yang kita pelajari dari Ibrahim dan Ismail? Ketaatan, pengorbanan, dan keikhlasan. Ketiga hal tersebut tidak mudah dilaksanakan, karena harus muncul dari jiwa yang bersih dan berkarakter baik. Untuk menjadikan pribadi yang taat, rela berkorban, dan ikhlas membutuhkan tempaan iman yang kuat dan terus menerus.

Pelajaran berharga yang diberikan Nabi Ibrahim dan Ismail semoga dapat kita teladani sehingga menjadikan kita pribadi yang taat, rela berkorban, dan ikhlas.

Amin ya rabbal Alamin

Bogor, 10 Dzulhijjah 1439 H. 

Selamat Hari Raya Idul Adha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun