Mohon tunggu...
Catur Kukuh
Catur Kukuh Mohon Tunggu... Lainnya - Kehidupan yang Fana

Hidup Hanya Sekali, Maka Jangan Kau Sesali

Selanjutnya

Tutup

Money

Antara Ramadan, Ekonomi Syariah, dan Covid-19

17 Mei 2020   15:06 Diperbarui: 17 Mei 2020   15:07 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Terjadinya gangguan pada rantai pasokan ini, kemungkinan terjadi karena berlakunya pembatasan aktivitas luar rumah di sebagian wilayah strategis Indonesia.

Sementara, perubahan ketenagakerjaan terjadi karena berlakunya working from home, pengurangan sebagian jam kerja bahkan kasus terburuknya yaitu penghentian kerja sepenuhnya dalam periode tertentu dan penurunan tingkat kesehatan sebagian tenaga kerja yang bekerja.

Covid-19 ini juga menghambat terhadap realisasi penanaman modal. Ketidakpastian yang tinggi di tengah merebaknya Covid-19 kemungkinan akan memaksa para investor untuk menunda atau bahkan membatalkan sebagian rencana penanaman modalnya pada tahun 2020 ini. Tidak terkecuali, investor yang berencana menanamkan modalnya pada bisnis-bisnis syariah. Ramadhan yang seharusnya banyak permintaan terhadap produk bisnis syariah, kini harus mengalami penurunan dari tahun -- tahun sebelumnya.

Covid-19 juga mengakibatkan terjadinya peningkatan risiko terhadap lembaga-lembaga keuangan syariah. Peningkatan risiko ini akan terjadi tidak hanya pada bank syariah, tetapi juga pada lembaga-lembaga keuangan syariah lain. Diantara resiko yang akan terjadi tersebut yaitu dalam bentuk risiko operasional, risiko pembiayaan, risiko pasar dan risiko likuiditas. Di luar itu, lembaga-lembaga keuangan syariah juga akan mengalami perlambatan laju pertumbuhan aset, minimal hingga berakhirnya masa-masa kritis wabah Covid-19 ini.

Lantas, bagaimana cara mengantisipasi atau penanggulangan dari dampak covid-19 ini terhadap ekonomi syariah? Berikut diantara langkah-langkah yang dapat kita ambil:

Bersiap dan membuat strategi atau peta jalan baru untuk bertahan dan keluar dari dampak penyebaran Covid-19. Belajar dari pengalaman negara-negara lain yang telah lebih dulu terkena wabah covid-19, pelaku ekonomi dan bisnis syariah tidak seharusnya meremehkan dampak wabah Covid-19. Namun, penyebaran Covid-19 ini pasti akan berakhir. Oleh karena itu, strategi atau peta jalan baru untuk bertahan dan keluar dari dampak penyebaran Covid-19 juga sangat penting. Peta jalan ini dapat bersifat sederhana maupun kompleks tergantung pada skala masing-masing bisnis syariah tersebut.

Para pelaku ekonomi dan bisnis syariah harus menunjukkan empati dan solidaritas kepada karyawannya atau pelanggannya. Di antaranya memberi kelonggaran working from home kepada karyawan-karyawan, tetap memberikan layanan terbaik kepada para pelanggan dalam batas-batas yang memungkinkan dan mendukung kebijakan pemerintah untuk mengurangi potensi penyebaran Covid-19 secara keseluruhan.

Mengambil manfaat dari paket stimulus yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka menghadapi dampak penyebaran Covid-19, baik stimulus fiskal, stimulus nonfiskal, maupun stimulus sektor keuangan. Meskipun paket stimulus yang dikeluarkan oleh pemerintah saat ini masih jauh dari ideal, tetapi setidaknya dapat mengurangi beban yang harus ditanggung bisnis-bisnis syariah di tengah merebaknya Covid-19.

Semoga kita semua bisa menghadapi krisis ekonomi dunia dan berusaha bangkit dan bertahan, supaya ekonomi dunia cepat pulih kembali, terutama Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun