Jika Mikhail Tal mengorbankan perwira, ambilah. Tapi jika Petrosian yang melakukannya, JANGAN! -- Mikhail Botvinnik.
Dunia catur begitu terpesona dengan permainan menyerang Alekhine. Para pecatur terkagum-kagum dengan pengorbanan brilliant Mikhail Tal. Semua berdiri bertepuk tangan saat darah tercurah di atas papan.Â
Semakin liar sebuah game, semakin menarik di mata kita. Kita terbuai oleh ganasnya permainan tactical sehingga lupa bahwa kemenangan indah juga bisa diraih dengan permainan posisional yang lambat.Â
Kemenangan tidak selalu harus didapat dengan menyerang. Terkadang kita hanya perlu bertahan dan lawan dengan sendirinya mati kehabisan darah.
Bicara tentang pertahanan, satu nama muncul ke permukaan: Tigran Vartanovich Petrosian.Â
Petrosian dilahirkan pada tahun 1929 di Tifilis, Georgia, dalam keluarga Armenia. Dia menjadi yatim piatu saat perang dunia kedua, dan terpaksa menjadi penyapu jalan untuk bertahan hidup. Selama masa-masa sulit ini dia menemukan kesenangan dalam permainan catur.
Sampai satu ketika dia mendapatkan sebuah buku yang ditulis oleh Aaron Nimzowitch. Buku yang kemudian mempengaruhi gaya permainannya.Â
Petrosian mendapatkan pelatihan catur secara formal di Tiflis Palace Of Pioneer dimana dia mulai mengembangkan gaya permainan posisional yang sangat solid. Dia memperoleh gelar Candidat Master pada tahun 1946 dan memenangkan kejuaraan nasional Armenia pada tahun 1948.
Dia pindah ke Moskow pada tahun 1949, dan di sini karir caturnya semakin menanjak. Pada tahun 1951 dia meraih peringkat kedua pada USSR Championship.  Hal ini membuat dia lolos ke Candidates  Tournament pada tahun 1953, namun gagal. Dia kemudian memasuki periode stagnan yang ditandai dengan seringnya bermain remis bahkan saat menghadapi lawan yang lemah. Puncaknya, pada USSR Championship 1955, Petrosian hanya membukukan 4 kemenangan dan 15 remis dari 19 babak yang dimainkan.
Periode buruk ini berakhir saat dia berhasil memenangkan USSR Championship pada tahun 1959. Sebuah pencapaian yang kemudian akan diulanginya pada tahun 1961.
Sesudah Interzonal Tournament di Stockholm, Petrosian lolos ke Candidates Tournament 1962, bersama dengan para pemain hebat lainnya seperti Fischer, Korchnoi, Keres, dan Tal. Dia berhasil memenangkan tournament ini dan mendapatkan hak untuk menantang sang juara dunia Mikhail Botvinnik pada World Chess Championship 1963.
Botvinnik -- Juara dunia tiga kali, berhasil mendapatkan gelarnya pada tahun 1948, setelah kematian kontroversial Alekhine. Dia lalu kehilangan gelarnya pada tahun 1957 ke tangan Vasily Smyslov, namun merebutnya kembali setahun kemudian. Pada 1960 dia dikalahkan Mikhail Tal, tapi kembali merebut gelarnya di tahun 1961. Sekarang untuk kesekian kalinya dia akan mempertahankan gelarnya.Â
Gaya permainan Petrosian yang sangat posisional benar-benar melayani dirinya dalam pertandingan tersebut. Dia berhasil menumbangkan Sang Juara Dunia dengan skor 5-2 dan menjadi juara dunia kesembilan.
Petrosian berhasil mempertahankan gelarnya melawan Boris Spassky  pada tahun 1966, namun sang lawan kembali lagi pada tahun 1969 dan menyingkirkannya.Â
Meski tidak lagi berstatus juara dunia, Petrosian tetap menjadi sosok yang sangat sulit untuk dikalahkan. Dia berhasil memenangkan USSR Championship untuk kali ketiga pada tahun 1969, dan mengulanginya pada tahun 1975. Selain itu dia juga memenangkan sejumlah tournament besar seperti Lone Pine (1976) dan Keres Memorial 1979.Â
Meski kembali lolos ke Candidates Tournament pada 1971, 1974, 1977, dan 1980; namun Petrosian selalu gagal untuk sampai ke puncak. Di akhir karirnya dia terus bermain di level tertinggi. Bahkan pada satu kesempatan dia berhasil mengalahkan Garry Kasparov pada tahun 1981.
Dia meninggal karena kanker perut pada tahun 1984 di Moskow.
GAYA PERMAINAN
Petrosian adalah sosok Konservatif yang sangat berhati-hati, dan memiliki teknik defensive yang extrim. Dia sangat dipengaruhi oleh ide Prophylaxis yang dipopulerkan oleh Nimzowitch. Di atas papan Dia lebih banyak berkonsentrasi untuk mencegah serangan lawannya (sebelum serangan itu terjadi), dari pada keluar menyerang ke wilayah musuh.Â
Petrosian baru akan menyerang jika dia merasa bahwa posisinya benar-benar aman. Dia menang karena bermain konsisten sembari memasang begitu banyak jebakan posisional, menunggu lawannya terpeleset.Â
Meski  gaya permainannya membuat game-nya banyak berakhir remis. Namun itu juga menjadikan dia sebagai pecatur yang paling sulit dikalahkan dalam sejarah. Pencapaiannya ini mungkin hanya bisa disamai oleh Capablanca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H