Sebab itu, ia mengungkapkan bahwa dirinya sejak tahun lalu, awal mula COVID-19 ramai di Indonesia, ia telah menduga adanya kemungkinan penyelewengan bentuk penanganan COVID-19 yang digunakan untuk bisnis. "Dari Maret (tahun) lalu saya sudah bicara dalam rapat ini begitu ada Covid. Ini ujung-ujungnya jualan obat, jualan vaksin. Setelah ini karena sekarang sudah bukan masanya APD (Alat Pelindung Diri), nanti setelah ini obat (menjadi) ramai," kata Ribka.
Melihat kondisi lapangannya seperti itu, ia jadi ingat akan pola 'bisnis' sektor kesehatan di tengah pandemi Covid-19 yakni mulai dari penjualan APD, kemudian vaksin yang bakal ramai mulai saat ini dan nantinya ia memperkirakan akan ribut soal obat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H