Mohon tunggu...
Catherine Hadiwijaya
Catherine Hadiwijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya memiliki kesukaan pada hal seni dan sosial,saya menyukai komten yang kritis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengulik Tentang Monkeypox dan Cara Pencegahannya

29 September 2024   20:04 Diperbarui: 29 September 2024   20:08 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

 

MENGULIK TENTANG MONKEYPOX DAN CARA PENCEGAHANNYA

CATHERINE ZORAYA HADIWIJAYA/191241156

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Monkeypox atau Cacar Monyet merupakan penyakit yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai darurat kesehatan dunia. Monkeypox disebabkan akibat Monkeypox virus (MPXV) yang satu kelompok dengan virus dari penyakit cacar. Penyakit ini menyebabkan muncul banyak benjolan disertai ruam di kulit penderita. Tubuh setelah terpapar virus MPXV setelah 5 sampai 21 hari akan muncul gejala monkeypox. Periode invasi adalah periode gejala awal seperti demam. Sakit kepala, nyeri otot, dan lain sebagainya, setelah 1 hingga 3 hari setelah gejala awal akan muncul ruam pada penderita. Dilanjut dengan periode erupsi kulit yaitu ruam akan berkembang menjadi lesi dengan tahapan macula, papula, vesikel, sampai pustula,

Alasan WHO mengatakan Monkeypox sebagai darurat kesehatan dunia karena penyakit ini menular ditambah penularan monkeypox dapat dari hewan ke manusia dan manusia ke manusia lain.  Manusia dapat tertular monkeypox salah satunya dengan kontak dengan hewan yang sakit dan memakan daging hewan yang terinfeksi, hewan yang menularkan monkeypox bukan hanya primata saja namun hewan pengerat sepertu tikus, tupai, serta hewan liar lainnya. Selain dari hewan, penularan monkeypox dapat dari manusia yang terinfeksi, virus MPXV dapat ditularkan dengan kontak langsung dengan penderita baik menyentuh luka, menghirup udara sekitar penderita, berhubungan badan dan ibu dengan kandungannya.

Monkeypox sudah ada sejak tahun 1970 di  Republik Demokratik Kongo lalu menyebar ke wilayah Afrika Tengah dan Barat. Setelah itu merebak ke luar afrika pada tahun 2003. Puncak yang dianggap darurat adalah pada awal tahun 2022 kasus melonjak tinggi di luar Afrika seperti di spanyol, Australia, Jerman, Italia, Portugal, Swedia dan lain sebagainya. Pada sekitar akhir tahun 2022 sampailah monkeypox ke Indonesia.

Hingga saat ini Indonesia sedang berjuang melawan monkeypox dengan mencegah dan menghentikan rantai penyebarannya. Upaya untuk menanggulangi monkeypox di Indonesia dari pemerintah adalah dengan mempersiapkan untuk pembuatan antivirus monkeypox, sehingga apabila Indonesia terkena wabah monkeypox kita sudah siap menghadapinya. Pencegahan monkeypox dapat dimulai dari diri sendiri dengan rajin menjaga kebersihan diri serta lingkungan, menghindari bepergian ke daerah yang terjangkit virus MPXV, menghindari berinteraksi dengan hewan liar, tidak berbagi barang pribadi dan lain sebagainya. Untuk lebih memperkuat perfektif masyarakat untuk lebih waspada terhadap monkeypox, peran kesehatan masyarakat sangat diperlukan. Meluruskan stigma di masyarakat yang cenderung banyak yang meremehkan penyakit cacar monyet, sosialisasi dengan memaparkan fakta terkait penyakit cacar monyet dengan penyampaian yang dapat diterima semua kalangan. Berdasarkan penelitian, vaksin cacar diyakini dapat menvegah monkeypox sebesar 85%, sehingga mengajak masyarakat untuk vaksin adalah langkah tepat.

Monkeypox tidak bisa dianggap remeh karena berpotensi menjadi wabah. Walaupun di Indonesia masih sedikit kasus monkeypox, masyarakat tidak boleh lenggah. Selain mempelajari gejala dan tanda monkeypox, masyarakat diharuskan melapor apabila merasakan gejala atau mengetahui orang yang memiliki gejala monkeypox. Kesadaran dalam diri sangat penting dalam mencegah penyebaran monkeypox.

KATA KUNCI : Kesehatan, Monkeypox, Virus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun