Sebelum membahas lebih jauh mengenai apa itu new media, maka kita perlu mengetahui apa itu media konvensional terlebih dahulu, karena kehadiran new media tidak terlepas dari adanya media konvensional. Media berfungsi sebagai sarana komunikasi dan untuk mencari, memproduksi, dan menyebarkan informasi kepada khalayak.
Media Konvensional
Media konvensional merupakan media yang umumnya masih bersifat satu arah (one-way communications) sehingga tidak ada interaksi antara pengirim pesan dengan penerima pesan.Â
Media konvensional dibagi ke dalam dua jenis, yaitu media cetak dan media elektronik. Media cetak meliputi surat kabar (koran), majalah, poster, dan lain sebagainya, sedangkan media elektronik yaitu radio dan televisi (Situmeang, 2020, h. 10).
New Media (Media Baru)
Media baru merupakan penggunaan teknologi komputer (digital) sebagai media yang bersifat dua arah (two-way communications) sehingga saling terhubung satu sama lain. Contoh media baru yaitu telepon, komputer, media tunggal, dunia virtual, situs game, animasi komputer, instalasi komputer interaktif, dan human-computer interface (Widodo, 2020, h. 13).
Dunia informasi dan komunikasi telah berkembang pesat dengan adanya internet sehingga menciptakan berbagai macam media. Hal ini telah merubah gaya hidup masyarakat untuk menggunakan media online dengan smartphone dan dukungan jaringan internet Wifi.
Media Konvensional vs Media Baru
Media baru menghadirkan kemudahan dan kecepatan yang tidak tersedia pada media konvensional sebelumnya, sehingga dapat dikatakan bahwa media baru lebih efektif dan efisien dalam segala hal.
Media baru dapat diakses dengan mudah oleh siapapun, kapanpun, dan di manapun tanpa terbatas ruang dan waktu secara gratis (tidak berbayar).
Konsep media baru dapat dikatakan sebagai "new times" (terkini) dan "new era" (era baru). Media baru mampu menyediakan informasi terbaru (up to date) dengan kecepatan tinggi sehingga masyarakat selalu mengetahui kebaruan informasi dan tidak ketinggalan informasi (Situmeang, 2020, h. 12).
Karakteristik Media Baru
Lister, dkk menjelaskan enam karakteristik media baru (Widodo, 2020, h. 14-16), antara lain:
Digital
Penggunaan media baru seperti smartphone memungkinkan penyimpanan seluruh data menjadi digital, dapat disimpan melalui kartu memori. Selain itu, informasi yang diberikan merupakan gabungan (konvergensi) berbagai bentuk, seperti teks, audio, dan visual. Transmisi informasinya pun dilakukan dengan cepat melalui kabel dan satelit.
Interactivity
Sifatnya yang dua arah, membuat media baru memungkinkan adanya interaksi antara pengirim dan penerima yang saling terhubung. Hal ini membuat penerima pesan berpartisipasi secara aktif.
Hypertextual
Hypertext sudah menjadi fitur umum media baru yang membuat penggunanya dapat bebas memilih berbagai sumber informasi yang ingin diperolehnya.
Jaringan Global
Cakupan media baru menjadi lebih luas (global) sehingga memudahkan untuk menjangkau masyarakat yang jauh secara lebih mudah melalui jaringan virtual.
Virtual
Penggunaan media sosial berusaha menciptakan sebuah realitas hidup yang baru, di mana seseorang dapat memilih untuk membagikan sesuatu seolah-olah terkesan seperti sebuah kehidupan nyata.
Simulated
Simulasi merupakan representasi kejadian nyata yang digambarkan secara virtual. Hal ini menyatukan unsur seni dengan teknologi digital, contohnya game RPG online.
Computer Mediated Communication (CMC)
Computer Mediated Communication (CMC) adalah komunikasi antar manusia yang dilakukan dengan menggunakan alat-alat berbasis komputer, seperti Personal Computer (PC), laptop, smartphone, tablet, PDA, dan lain sebagainya (Arnus, 2015, h. 277).
Perkembangan CMC menjadi lebih pesat karena didorong oleh kehadiran internet yang dapat mengirim pesan, gambar, audio, dan video secara bersamaan dalam jumlah yang tidak terbatas, serta waktu yang dibutuhkan sangat cepat.Â
Internet selalu hadir dalam waktu 24 jam sehingga masyarakat dapat mengakses kapan saja dan informasinya pun dapat langsung diterima secara realtime. Kehadiran internet juga membuat proses transaksi menjadi lebih interaktif. Hal ini menjadi kelebihan internet sehingga dapat menunjang kemajuan CMC (h. 280).
CMC mencakup sistem obrolan (media chatting), World Wide Web (WWW), video (YouTube), sistem jaringan sosial (Facebook, Instagram, Twitter, TikTok, Snapchat), dan lain sebagainya (h. 278).
Penggunaan media online dengan internet menjadi sebuah gaya hidup baru yang dapat membentuk identitas diri. Kehadiran blog dan situs jaringan sosial (Facebook, Twitter, MySpace.com, Hi5) dapat menggambarkan bagaimana jaringan sosial dengan internet digunakan dalam kehidupan (Suparno dkk, 2012, h. 86).
Menurut Kemp (2022), terdapat sebanyak 204,7 juta pengguna internet di Indonesia pada Januari 2022 lalu. Pengguna Facebook yang tercatat sebanyak 129,9 juta, Twitter sebanyak 18,45 juta, dan cakupan CMC lainnya. Baca selengkapnya di sini.
Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media sosial dan teknologi internet sudah menjadi gaya hidup yang baru di masyarakat.
CMC memiliki lima kualitas teknis seperti yang ditulis dalam bukunya (Widodo, 2020, h. 17) yaitu multimedia, hipertekstualitas, packet switching, sinkronisitas, dan interaktivitas.
Penjelasan lebih lanjut mengenai CMC dapat didengarkan di sini.
CMC Menyebabkan Pergeseran Pola Komunikasi
Perkembangan teknologi komunikasi telah melewati sejarah yang panjang, banyaknya perubahan yang terjadi menyebabkan adanya pergeseran pola komunikasi, salah satunya kehadiran CMC.
CMC menyebabkan pergeseran dalam berbagai ruang lingkup (Arnus, 2015, h. 282-284), antara lain:
Ruang Lingkup Komunikasi Massa
Perlahan-lahan, media baru berusaha menggantikan keberadaan media konvensional hanya dengan mengakses internet di smartphone. Masyarakat dapat mengakses Facebook, Twitter, dll dengan mudah dan cepat yang dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Proses perubahan dari media konvensional menjadi media baru.
Ruang Lingkup Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal semula dilakukan untuk berinteraksi dan bertukar pesan dengan cara bertemu secara langsung (face to face), dengan adanya CMC, pola komunikasi berubah menjadi virtual.
CMC juga memberi dampak pada aspek kehidupan (Arnus, 2015, h. 285-287), antara lain:
Sosial
CMC merubah sifat sosial manusia, di mana awalnya masyarakat lebih suka bertemu secara langsung, tetapi semakin berkurang dan berubah menjadi lebih tertarik dengan media sosial yang menggunakan internet. Penggunaan CMC ini juga memberi dampak positif dengan memberi kemudahan akses komunikasi.
Ekonomi
CMC memberi kemudahan untuk berbelanja online sehingga hal ini berdampak bagi turunnya pemasukan pedagang konvensional yang berdagang di pasar karena banyaknya online shop.
Psikologis
Dampak negatif yang ditimbulkan pada aspek sosial, berimplikasi juga pada aspek psikologis seseorang, di mana kurangnya sosialisasi menyebabkan orang memiliki sikap suka menyendiri, sifat egois, kurangnya rasa percaya diri, ketergantungan terhadap komputer, dan rasa gelisah.
Dampak psikologis terbagi dalam tiga jenis, yaitu antisocial behavior, computer anxiety, dan addiction.
Penjelasan lebih lanjut mengenai CMC dapat didengarkan di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H