Mohon tunggu...
Catharina Rosa Aprilysia
Catharina Rosa Aprilysia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Just Learn!

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Apa itu Slang? Bagaimana Sih Perbedaannya dengan Zaman Dahulu?

2 November 2021   06:54 Diperbarui: 2 November 2021   07:00 3437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"alay" merupakan salah satu kata slang yang sering ditemui (Sumber: idntimes.com)

Pasti kamu pernah mendengar atau bahkan berbicara menggunakan kata "alay". Ternyata, "alay" merupakan salah satu slang yang sudah lama kita dengar dan tidak asing lagi. Jadi, apa itu slang? Apa sih perbedaannya dengan zaman dahulu? Yuk kita simak penjelasan di bawah ini!

Pada zaman dahulu, slang sering digunakan sebagai bahasa kasar untuk mengejek, mengumpat, dan lainnya yang bersifat negatif. Seperti yang ditulis oleh Longman Dictionary of Contemporary English dalam (Susanto, 2012, h. 7), slang adalah bahasa informal yang berisi kata-kata baru (terkadang bersifat kasar), dan hanya digunakan oleh kelompok orang tertentu, seperti para kriminal, para pengguna obat terlarang, atau anak sekolah. 

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, slang adalah "ragam bahasa tidak resmi dan tidak kaku yang sifatnya musiman, dipakai oleh kaum remaja atau kelompok sosial tertentu untuk komunikasi intern dengan maksud agar yang bukan anggota kelompok tidak mengerti." Tetapi, menurut Heriyati (2010, vii), saat ini slang dapat diartikan sebagai bahasa gaul yang kadang-kadang digunakan sebagai sindiran untuk seseorang.

Slang tentunya sudah tidak asing bagi pengguna internet sebagai bahasa singkatan dalam ruang komunikasi. Saya sendiri pun ketika mengirim pesan ke orang lain (secara tidak formal) melalui pesan online, lebih sering untuk menggunakan bahasa singkatan karena mempercepat waktu saat mengetik, seperti yg, blh, bsk, cpt, dll.

Ternyata, slang tidak hanya digunakan oleh generasi muda saat ini, tetapi slang juga digunakan oleh generasi X. Saat saya bertanya kepada keluarga saya mengenai slang, mereka tidak mengerti apa itu slang, tetapi ketika saya menjelaskan dengan arti bahasa gaul, mereka tidak asing dengan itu. Saya bertanya kepada mama saya mengenai kata yang beliau ketahui dan mama saya pun mengatakan kata-kata sebagai berikut:

  • Doi yang artinya dia atau pacar. Saat ini, penggunaan kata doi sudah sangat jarang ditemukan.
  • ABG yang artinya anak baru gede. Saat ini, penggunaan kata ABG lebih dikenal dengan kata anak milenial.
  • BB yang artinya bau badan. Saat ini, penggunaan kata BB juga sering diartikan sebagai berat badan. Jadi, 1 kata slang dapat memiliki banyak arti.
  • Ciamik yang artinya keren. Saat ini, penggunaan kata ciamik sudah sangat jarang ditemukan.
  • Gaptek yang artinya gagap teknologi. Saat ini, penggunaan kata gaptek lebih dikenal dengan kata kudet (kurang update).
  • Japri yang artinya jalur pribadi. Saat ini, penggunaan kata japri lebih dikenal dengan kata PC (personal chat).
  • Kongkow yang artinya nongkrong. Saat ini, penggunaan kata kongkow lebih dikenal dengan kata nongki.
  • Lola yang artinya loading lama. Saat ini, penggunaan kata lola lebih dikenal dengan kata lemot (lemah otak) atau telmi (telat mikir).

Saya juga memiliki pengalaman ketika saya berbicara baik secara langsung atau melalui telepon maupun berkirim pesan dengan orang tua saya yang berumur 47 tahun, dalam percakapan tersebut, orang tua saya seringkali menyebut beberapa kata yang termasuk ke dalam slang, seperti ember, mantul (mantap betul), ttdj (hati-hati di jalan), dan katro (norak/kampungan).

Salah satu kejadiannya sudah cukup lama, waktu itu saya mengatakan sesuatu yang sudah diketahui oleh mama saya, kemudian beliau menjawab dengan kata "ember", yang artinya emang bener. Disitu saya merasa kaget karena pertama kali mendengar mama saya mengucapkan kata seperti itu yang terkesan lebay. Lalu, saya menjawab sambil tertawa, "ih alay, dapet bahasa darimana tuh?". Lebay dan alay (anak layangan) pun merupakan kata yang termasuk ke dalam slang. Biasanya saat ini, kata tersebut memiliki dan digunakan untuk konotasi yang serupa yaitu "berlebihan".

Selain itu, tante saya yang berusia sekitar 60 tahun juga sering menggunakan kata slang ketika mengunggah status, seperti kata gokil yang artinya gila, digunakan saat mengunggah momen yang menyenangkan dan dianggap "gila". Serta kata maknyus yang artinya enak, digunakan saat mengunggah foto makanan.

Berdasarkan pengalaman saya, perbedaan slang dari generasi ke generasi yaitu terdapat beberapa kata slang yang berbeda-beda tetapi dengan arti yang sama. Beberapa slang yang digunakan zaman dahulu juga masih digunakan saat ini, tetapi tidak sedikit pula slang yang berubah dan sudah jarang digunakan saat ini. Tanpa disadari, ketika kita memulai percakapan informal, kita sering menggunakan bahasa slang dan sudah menjadi kebiasaan kita sehari-hari. Slang juga dapat disalah artikan ketika orang yang berbincang dengan kita tidak mengerti maksud kata tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun