Mohon tunggu...
Catherin YMT
Catherin YMT Mohon Tunggu... Bankir - Female

An INFP Woman*Chocoholic*Pink Lover*Potterhead*Book Worm* Central Banker - Economic Analyst Email: catherinymt@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Mudik Cerdik Pilihan

Saya si "Pemabuk" Perjalanan

26 Mei 2019   21:52 Diperbarui: 26 Mei 2019   22:00 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.irishexaminer.com

Mabuk perjalanan atau kalau orang bule menyebutnya dengan motion sickness. Pernah ngalamin ga? Rasanya ga enak banget. Perut mual pengen muntah, kepala pusing, keringet dingin. Menyiksa sekali.

Dulu waktu saya masih anak-anak sampai remaja, mabuk perjalanan adalah hal yang kerap saya alami saat bepergian. Bahkan perjalanan singkat yang cuma memakan waktu 1 jam, dipastikan saya pasti muntah-muntah selama perjalanan. Dan itu berlaku untuk semua jenis transportasi, mobil, kapal laut, bahkan pesawat terbang. Karena itu pula akhirnya saya jadi kehilangan minat untuk bepergian, karena takut muntah-muntah.


Sampai saat saya mulai masuk kuliah, dan hidup sebagai anak kost di kota lain. Dari kota tempat saya kuliah dengan kota asal saya sebenarnya tidak terlalu jauh. Kira-kira 5 jam perjalanan naik mobil. Namun tidak memungkinkan untuk pulang pergi setiap hari. Seperti lazimnya anak kost yang merantaunya "nanggung" seperti saya, masih bisa pulang ke rumah tiap akhir pekan. 

Yang jadi masalah adalah kondisi saya yang "pemabuk" perjalanan membuat saya harus berpikir matang-matang sebelum memutuskan pulang ke rumah. Tapi demi bisa makan enak di rumah dan istirahat sementara dari makanan seadanya ala anak kost, saya pun bela-belain untuk tetap pulang.

Pengalaman saya "mudik" tiap akhir pekan saat kuliah dulu itu ternyata membuat saya menemukan satu hal menarik tentang mabuk perjalanan. Mabuk perjalanan ternyata tidak permanen sodara-sodara. Semakin tinggi frekuensi kita melakukan perjalanan, kita akan semakin kebal dari mabuk perjalanan. Ternyata dalam hal mabuk perjalanan juga berlaku prinsip ala bisa karena biasa.


Syukurlah akhirnya saya bisa bebas dari sifat "pemabuk" yang satu itu. Karena ternyata setelah lulus kuliah saya langsung diterima bekerja sebagai seorang internal auditor yang mengharuskan saya untuk bepergian terus ke luar kota. Apa jadinya kalau setiap dinas saya masih muntah-muntah? Bisa-bisa belum kerja setahun saya dah kurus kering.


Walaupun sudah jarang sekali, tapi terkadang saya masih pernah mengalami mabuk perjalanan, terutama kalau kondisi jalanan berliku-liku atau tidak rata, sehingga perut rasanya terguncang-guncang. Apalagi kalau ditambah main hp saat di jalan, kepala bisa langsung pusing, keringat dingin, mual, dan ujung-ujungnya segera cari plastik untuk menampung muntahan.
Ya gitu deh nasib saya sebagai si "pemabuk" perjalanan. 

Bagi teman-teman "pemabuk" lain yang akan melakukan perjalanan mudik nanti, jangan lupa siapkan peralatan tempur seperti kantong plastik, obat anti mabuk (ampuh banget kalo untuk saya), minyak angin atau balsem. Pilihlah tempat duduk yang membuat kita menatap lurus ke depan searah laju kendaraan dan relatif minim guncangan. Usahakan untuk tidak membaca atau bermain gadget, karena akan meningkatkan potensi untuk mabuk. Dan yang terpenting, jaga kesehatan dan pastikan kondisi anda sedang fit saat melakukan perjalanan.

Selamat mudik...

Mohon tunggu...

Lihat Mudik Cerdik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun