Anda mungkin mengetahui atau bahkan memiliki netbook pabrikan Toshiba yang di Indonesia mempunyai sebutan “Netbook Anak Bangsa”. Netbook ini dipasarkan di salah satu pusat perbelanjaan di terbesar di Indonesia dengan menggandeng institusi negara, yaitu Kemendiknas. Produk ini dipasarkan pada akhir tahun 2010. Harga yang dipatok pun lumayan murah waktu itu, Rp 3.300.000,- sudah termasuk Windows 7 Starter yang berlisensi.
Saya kepincut dengan produk tersebut, karena waktu itu produk laptop buatan Toshiba terkenal bagus.Kebetulan saya mendapatkan informasi mengenai produk tersebut dari kakak ipar saya. Saya langsung datang ke tempat penjualan produk tersebut dan membeli produknya. Saya isi berkas-berkas garansi dan menyelesaikan pembayaran. Produk tersebut disertai garansi 1 tahun.
Bulan pertama, bulan kedua, bulan ketiga, hingga satu tahun penggunaan tidak terjadi masalah apa-apa. Netbook Toshiba NB 250 yang saya pakai sehat wal-afiat. Memasuki awal tahun 2012 netbook saya mulai bermasalah. Booting-nya mulai lama dan lemot untuk akses program. Saya pikir itu hanya pengaruh virus saja, karena sebelumnya netbook saya sempat terkena virus. Dan suatu hari netbook saya tidak mau booting.Dan terdapat peringatan “please check the cable”. Saya coba buka hard-disk-nya saya pikir posisinya kurang pas. Tetapi ternyata tidak, hard-disk masih tetap pada tempatnya. Lalu saya coba menghubungi service center Toshiba. Kata teknisinya hard-disk saya sudah bad parah dan harus diganti. Waktu itu harga hard-disk sedang naik. Saya diberi penawaran hard-disk Toshiba 320 GB seharga Rp 825.000,-. Dan celakanya garansi sudah habis karena sudah lewat satu tahun. Saya tidak langsung menggantinya, karena pertimbangan harga yang cukup tinggi tersebut. Lalu saya pindah haluan, saya coba datang ke tempat service spesialis hard-disk, dan teknisi tempat servis tersebut mendiagnosa bahwa hard-disk saya juga bad parah dan perlu diganti. Kebetulan sepupu saya juga mempunyai netbook dengan merk dan tipe yang sama. Beberapa bulan kemudian netbook sepupu saya juga mengalami kerusakan sama persis dengan yang ada pada netbook saya. Apakah ini cacat produksi masal? Saya kurang tahu persisnya.
Akhirnya saya pun mengganti hard-disk netbook saya. Tetapi saya tidak memilih memakai hard-disk Toshiba lagi. Saya memutuskan untuk memakai produk lain yang sudah terbukti kualitasnya. Setelah kejadian itu saya jadi enggan untuk memilih produk Toshiba, apalagiproduk hard-disk-nya. Memang hard-disk Toshiba memang dijual lebih murah di pasaran dibandingkan produk-produk lain. Tetapi saya lebih memilih produk lain yang sudah terbukti kualitasnya walaupun sedikit agak mahal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H