Mohon tunggu...
Sovie Idayanti
Sovie Idayanti Mohon Tunggu... -

-UIN Maulana Malik Ibrahim Malang\r\n-PGMI (Pend Guru MI)\r\n\r\n- العِلْمُ بِلا عَمَلٍ كَالشَّجَرِ بِلا ثَمَرٍ -\r\n\r\nKeep Smile and Go a Head :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran

3 April 2014   21:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:07 14620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

1. Faktor Guru

Guru adalah faktor utama dalam proses pembelajaran. Berhasil atau tidaknya sebuah pembelajaran bergantung pada bagaimana cara seorang guru membelajarkan sebuah materi terhadap siswa-siswanya. Ada dua jenis faktor, yakni :

a. Faktor Kondisi Fisik

Mengapa kondisi fisik?

Bayangkan saja, apabila ada seorang guru yang buta warna tetapi ia mengajarkan materi mewarnai atau mengenal warna terhadap siswanya. Jelas tidak mungkin, bukan?

Jadi, sebaiknya seorang guru membelajarkan kepada siswanya mengenai materi yang tidakk bertentangan dengan kondisi fisiknya. Jika ia buta warna, mungkin sebaiknya ia engajarkan materi yang tidak berhubungan dengan warna misalnya mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, IPS, dll.

b. Faktor Kondisi Psikis

seorang guru yang sedang stres sebaiknya tidak mengajar terlebih dahulu. Karena dikhawatirkan ia akan melampiaskan emosinya kepada siswa-siswanya. Hal ini akan berdampak sangat tidak baik kepada guru maupun siswa-siswanya.

Siswa mungkin trauma terhadap guru yang telah atau bahkan sering melampiaskan emosinya kepada mereka. Bahkan yang lebih dikhawatirkan apabila ia tidak hanya trauma terhadap guru tersebut saja, akan tetapi kepada guru-guru lain juga.

2. Faktor Siswa

a. kondisi fisik

siswa yang sakit tidak mungkin mengikuti pelajaran sebaik ia mngikuti pelajaran ketika ia sedang dalam keadaan sehat. Dipaksakan seperti apapun, kefahaman akan sulit sekali masuk dalam diri anak. Karenanya, guru yang megetahui ada siswanya yang sakit, sebaiknya menyuruh siswanya untuk beristirahat.

b. kondisi psikis

Anak terlahir dengan anugrah kemampuan yang berbeda-beda. Maka dari itu, tugas guru adalah membantu siswa mengembangkan kemampuan mereka. Siswa yang mempunyai kemampuan menggambar sebaiknya diberi stimulus lebih dalam menggambar. Begitu pula sebaliknya, siswa yang mempunyai kemampuan menggambar sebaiknya tidak diberi pelajaran menyanyi lebih banyak.

Maka dari itu, sebaiknya sekolah memberikan ekstrakurikuler sebagai wadah pengembangan bakat minat siswa.

3. faktor tujuan

Meliputi faktor:

a. Kejelasan

-apa visi-misi sekolah tersebut?

-apa saja tujuan pembelajaran di sekolah tersebut?

b. Urgensi

apa jadinya jika anak tidak suka pelajaran IPA (mis: biologi, fisika, dan kimia) tetap diajarkan materi-materi IPA? Berhasilkah pembelajaran itu?

Mungkin tidak akan berhasil kecuali jika anak berusaha mati-matian. Tapi itu hanya sebagian kecil. Maka dari itu, disinilah faktor pentingnya kelas peminatan atau penjurusan di SMA/MA.

c. Tingkat Kesulitan

Mengapa sekolah di Indonesia dibuat berjenjang? Ada jenjang SD, SMP, dan SMA? Karena pmerintah memperhatikan faktor kesulitan materi yang dipelajari anak.

Bukan hanya kelas yang berjenjang. Pembelajaran materi pun harus diperhatikan dari yang termudah ke yang tersulit, dari yang konkret menuju ke yang abstrak. Hal tersebut dimaksudkan untuk membantu memudahkan siswa dalam belajar.

d. Kesesuaian Materi

Meliputi:

-Kejelasan materi

-Kemenarikan (media, strategi, dll)

-Sistematika pembelajaran materi

-Jenis materi (menjelaskan sesuai koteks)

-Faktor instrumen (kelengkapan, kuantitas, kualitas, kesesuaian)

4. Faktor Lingkungan

a. Lingkungan Fisik

Sekolah yang baik seharusnya dijauhkan dari kebisingan dan polusi.

b. Lingkungan sosial

Tata letak sekolah juga harus diperhatikan. Sebaiknya tidak didepan pasar, mall, tempat karaoke, atau tempat hiburan yang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun