Mohon tunggu...
Sovie Idayanti
Sovie Idayanti Mohon Tunggu... -

-UIN Maulana Malik Ibrahim Malang\r\n-PGMI (Pend Guru MI)\r\n\r\n- العِلْمُ بِلا عَمَلٍ كَالشَّجَرِ بِلا ثَمَرٍ -\r\n\r\nKeep Smile and Go a Head :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Classic Conditioning oleh Ivan Pavlov

21 Juni 2014   03:28 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:56 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pernahkah kalian merasa jantung kalian berdebar lebih cepat dari biasanya ketika kalian berada di tempat yang gelap dan menakutkan? Atau merasa badan kalian panas dingin ketika kalian sedang nervous pada waktu akan maju ke depan audience?

Perasaan tersebut mungkin saja muncul tanpa kita sadari. Karena tingkah laku mungkin saja muncul dari berbagai reflek pengkondisian diri terhadap sesuatu. Kita mungkin saja tidak menyadari bahwa kita bisa melakukan sesuatu karena kita sudah terbiasa melakukannya. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Ivan Pavlov dalam teorinya “Classic Conditioning” yang menyatakan bahwa sebuah stimulus netral dapat digunakan untuk membentuk perilaku (respons). Seperti halnya contoh di atas, jantung kita mungkin berdebar ketika kita ketakutan. Hal itu karena ada pengkondisian yang sedemikian rupa dari otak kita (yang menerima respon takut) ke jantung kita sehingga jantung kita berdebar lebih cepat dari biasanya.

“Alah bisa karena biasa”. Pepatah tersebut mengatakan bahwa kita mungkin dapat melakukan sesuatu karena kita biasa melakukannya. Nah, dalam konteks teori Pavlov, gerakan-gerakan reflek dari hasil pengkondisian klasik tersebut mungkin dapat kita pelajari dan mungkin juga berubah apabila mendapat latihan.

Contohnya, jika kita mempunyai kebiasaan sarapan pagi pukul 07.00. Suatu ketika, karena alasan tertentu, kita tidak melakukan sarapan pagi hingga kita merasa perut kita sakit pada jam 11.00. hal ini karena sinyal yang dikirim oleh otak ke lambung tidak terjawab dengan baik. Lain lagi jika kita mengubah kebiasaan makan kita dari pukul 07.00 menjadi pukul 11.00. pada awalnya mungkin perut kita akan merasa sakit, tapi lama kelamaan perut kita akan terbiasa dan kita tidak merasa sakit lagi jika kita tidak sarapan pagi pukul 07.00.

Aplikasi dalam dunia pendidikan, contohnya para guru yang menggunakan paradigma Pavlov akan menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap, sehingga tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleh guru. Guru tidak banyak memberi ceramah, tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui simulasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun