1. Tertusuk Duri Penyesalan
Di balik tirai dosa, sang pendosa menangis;
Luka terbuka, tertusuk duri penyesalan.
Seperti air mengalir dalam lautan kegelapan,
Menghapuskan jejak dosa yang merayap di hati.
Dalam kelamnya malam, dosa-dosa tersembunyi;
Berbisik dalam senyap, meminta pengampunan.
Seperti raja berhias penyesalan di atas takhta,
Menyesali kesalahan yang tak dapat terhapus.
Dalam lamunan, penyesalan tumbuh menjulang;
Menyulam harap di tengah duka yang menyiksa.
Seperti bunga terbelah di tengah musim dingin,
Menggambarkan kepedihan jiwa yang terluka.
2. Dosa yang menari di gelap malam.
Dalam gelap malam, dosa-dosa menari;
Seperti bayangan berputar dan berlari.
Menggeliat dalam langkah-langkah terhenti,
Menyanyikan lagu penyesalan yang tertiup angin.
Mereka bergandengan, merangkul kelam,
Melangkah di lorong-lorong yang tersembunyi.
Mengisi ruang dengan desahan tak terdengar,
Dalam lingkaran tak berujung, mereka menari.
Tarian yang memikat, memabukkan mata,
Namun sejuta penyesalan menyelimuti.
Seakan dunia terhenti dalam gelap dan sunyi,
Dosa-dosa menggoda, merayu jiwa yang terperangkap.
Dalam malam yang tak berujung, mereka merajut cerita,
Keindahan yang memudar, kebahagiaan yang terlupa.
Namun hati-hati, oh pendosa yang terpesona,
Dalam setiap langkah, ada akhir yang menyedihkan.
Sebab dosa yang menari tak pernah berdusta,
Mereka akan menggenggammu, merayap dalam sanubari,
Hingga kesudahannya, penyesalan yang menghantui,
Dalam gelap malam, dosa-dosa terus menari.
3. Jejak dosa dosa tersirat