Di dalam hatiku, ada luka yang tak tersembuhkan
Sayapku kini patah, tak lagi mampu terbang
Hampa dan kelam, bayangmu yang berubah
Cinta yang dulu indah, kini berubah jadi debu
Aku terjatuh dari angkasa yang pernah indah
Mimpi-mimpi hancur, harapan yang terluka
Kau, sang kekasih, telah memutar belenggu
Janji-janji palsu, kebohongan yang menganga
Kini ku menatap langit, dengan mata yang kehilangan cahaya
Bintang-bintang terlihat murung, melihatku yang terpuruk
Sayapku remuk, tak lagi bisa mengepak tinggi
Namun, kau tetap bisa terbang, tanpa diriku yang rentah ini
Silahkan terbang sendiri, jauh dari bayang-bayangku yang kelam
Jangan tangisi patahnya sayapku yang hancur
Kau adalah elang yang bebas, tanpa batas dan terikat
Aku hanya setitik debu, hilang dalam hampa yang sunyi
Biarlah angin menggenggam mimpi-mimpiku yang kini berhenti.
Aku terikat dalam kerinduan yang tak mampu terucap.
Sayapku yang patah menjadi saksi bisu.
Akan kepergianmu yang kian menjauh dan terhapus
Biarkan aku merangkai kembali pecahan-pecahan.
Mengumpulkan serpihan hati yang terluka.
Walau sayapku patah, ku yakin akan bercahaya.
Karena dalam kegelapan, muncul harapan yang bersemi
Jadi terbanglah, kekasih, jauh dari cinta yang tercabik.
Biarkan aku menemukan diriku yang hilang dalam kehampaan.
Mungkin suatu saat nanti, sayapku akan sembuh.
Dan aku pun bisa terbang, menuju langit yang damai dan suci.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H