Mohon tunggu...
Ibnul Fadani
Ibnul Fadani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis | Pembaca | Atlet

Menulis adalah cara terbaik untuk berbicara tanpa diganggu.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Imam As-Syafi'i: Kisah Inspiratif Beliau

15 Februari 2023   14:25 Diperbarui: 15 Februari 2023   14:31 1954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Imam Syafi'i merupakan salah satu ulama besar dalam sejarah Islam yang banyak memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu agama dan hukum Islam. Beliau merupakan salah satu imam empat mazhab yang masih diikuti hingga saat ini. Kisah inspiratif menuntut ilmu Imam Syafi'i yang terkenal adalah perjuangannya dalam menimba ilmu di masa kecilnya yang penuh dengan keterbatasan. Berikut adalah kisah inspiratif menuntut ilmu Imam Syafi'i yang dapat dijadikan sebagai motivasi bagi kita semua.

Imam Syafi'i dilahirkan pada tahun 767 Masehi di kota Gaza, Palestina. Ayahnya merupakan seorang tentara yang terlibat dalam perang melawan pasukan Bizantium dan wafat ketika Imam Syafi'i masih kecil. Sejak kecil, Imam Syafi'i hidup dalam lingkungan yang sangat sederhana dan sulit. Meskipun begitu, keinginannya untuk menimba ilmu tidak pernah padam. Ia sangat tekun dan gigih dalam menuntut ilmu sejak usia dini.

Imam Syafi'i belajar menghafal Al-Quran sejak usia tujuh tahun. Pada saat itu, ia tinggal bersama kakeknya di kota Mekah. Kakeknya adalah seorang ulama terkemuka yang sangat dihormati di kota Mekah. Di bawah bimbingan kakeknya, Imam Syafi'i belajar membaca dan menulis serta mempelajari ilmu agama secara intensif. Selain itu, kakeknya juga mengajarkan Imam Syafi'i tentang pentingnya menuntut ilmu dan mengamalkannya sepanjang hayat.

Namun, keadaan keluarga Imam Syafi'i menjadi semakin sulit setelah kakeknya meninggal dunia. Ibu Imam Syafi'i harus mengurus rumah tangga seorang diri dan tidak mampu menyekolahkan Imam Syafi'i secara formal. Meskipun demikian, Imam Syafi'i tidak berputus asa. Ia tetap berusaha menimba ilmu dengan berbagai cara yang tersedia.

Suatu ketika, Imam Syafi'i bertemu dengan seorang ulama yang bernama Waki' bin Al-Jarrah. Ulama tersebut mengajak Imam Syafi'i untuk berguru dan menimba ilmu bersamanya. Dengan izin ibunya, Imam Syafi'i bergabung dengan kelompok murid Waki' dan mulai menimba ilmu dari ulama terkemuka tersebut.

Namun, keadaan tidak semudah yang diharapkan. Kelompok murid Waki' hanya diberikan waktu untuk belajar pada malam hari saja, sementara siang harinya harus bekerja untuk mencari nafkah. Selain itu, Waki' juga tidak memberikan pengajaran secara terstruktur dan hanya memberikan sedikit penjelasan terkait materi yang dipelajari. Namun, hal tersebut tidak menghentikan semangat Imam Syafi'i untuk terus menimba ilmu. Ia memanfaatkan waktu luangnya untuk membaca buku-buku dan memperdalam pemahamannya tentang ilmu agama.

Tidak hanya itu, Imam Syafi'i juga belajar dari banyak ulama lainnya di Mekah dan Madinah Selain belajar dari ulama Waki', Imam Syafi'i juga belajar dari banyak ulama lainnya di Mekah dan Madinah. Ia merantau ke Madinah pada usia 17 tahun dan memperdalam ilmu hadis dari ulama terkemuka di sana, seperti Malik bin Anas dan Muhammad bin Yahya Al-Muzani. Kepiawaiannya dalam memahami hadis membuatnya diakui sebagai seorang ahli hadis yang mumpuni.

Selama belajar di Madinah, Imam Syafi'i juga mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Ia hidup dalam kondisi yang sangat sederhana, bahkan seringkali tidak makan atau hanya makan sedikit. Namun, semangat belajarnya tidak pernah surut.

Setelah menyelesaikan masa belajarnya di Madinah, Imam Syafi'i kembali ke Mekah dan mulai mengajarkan ilmu agama kepada masyarakat setempat. Ia dikenal sebagai seorang guru yang sangat disegani dan dihormati. Banyak murid-muridnya yang kemudian menjadi ulama terkemuka.

Pada usia 30 tahun, Imam Syafi'i memutuskan untuk pindah ke Mesir untuk mengajarkan ilmu agama. Di sana, ia mendirikan sebuah madrasah yang menjadi pusat pengembangan ilmu agama dan hukum Islam. Madrasah tersebut menjadi sangat populer dan banyak dihadiri oleh para mahasiswa dari seluruh penjuru dunia Islam.

Karya-karya Imam Syafi'i yang terkenal antara lain kitab Al-Risalah, sebuah risalah tentang dasar-dasar hukum Islam, dan kitab Al-Umm, sebuah kumpulan fatwa dan panduan hukum Islam yang sangat terkenal hingga saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun