Mohon tunggu...
Joni Iskandar
Joni Iskandar Mohon Tunggu... Freelancer - Muda, Melankolis & Senyap

Sedang berburu dejavu yang berserakan di muka bumi | Institut Tazkia | PP Al-Ittifaqiah

Selanjutnya

Tutup

Money

Kenapa Indonesia Banyak Hutang Padahal Potensi Zakat Mencapai 400 Triliun per Tahun?

29 September 2016   11:20 Diperbarui: 29 September 2016   15:32 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Zakat di masyarakat kita hanya familiar menjelang lebaran. Padahal ada banyak jenis zakat, mulai dari zakat harta, zakat profesi, pertanian dan pertambangan yang sangat potensial untuk kepentingan rakyat.

Zakat menjadi penyeimbang kekayaan dalam masyarakat. Zakat merupakan perintah agama yang mengajarkan agar kekayaan dalam sebuah masyarakat tidak berputar di segelintir orang saja. Karenanya, mereka yg berlebihan harta wajib mengeluarkan zakat pada para mustahik (Penerima Zakat), salah satunya orang yg berhutang atau ghorimin.

Tentu ini juga berlaku dalam skup yg lebih besar. Misal, zakat antar negara. Populasi dalam sebuah negara dengan pendapatan dibawah rata rata adalah pihak yang musti disubsidi zakat oleh negara yang berkelebihan pendapatannya. Anda tahu bukan berapa hutang negara kita? Lebih dari 4000 triliun. Waw!

Negara kita masuk dalam kategori mustahik, yakni pihak yang dianjurkan agama agar disuntik dengan zakat (penerima). Wajar saja bila potensi zakat di negara kita belum tergarap sebagaimana disampaikan. Bisa jadi karna mental kita masih mental mustahik semua! Kok bisa? 

Tak ada yang bisa menyangkal bahwa negara kita mempunyai Sumber Daya Alam yang sangat melimpah. Negara dengan garis pantai terpanjang di dunia dengan kekayaan flora dan fauna yang aduhai menggoda. Sampai-sampai ada istilah yang menyebut Indonesia adalah surga yang bocor ke dunia.

Namun ironi yang mengerikan, pada tahun 2015 Indonesia menempati peringkat sembilan dalam daftar negara dengan jumlah orang miskin terbesar di dunia. Demikian menurut data World Bank sebagaimana dilansir oleh portal berita Okezone. Padahal dalam data yang berbeda, Indonesia mampunyai potensi dana zakat yang ditaksir mencapai Rp 400 Triliun dalam setahun.

Lalu kenapa fakta paradoksial ini bisa terjadi?

Jawabnya, masih ada ketimpangan pendapatan yang terjadi di negara kita ditambah sifat rakus yang melekat dalam individunya. Kaum kapital-hartawan yang minoritas belum punya kesadaran untuk berbagi. Masih terselip ego pribadi untuk menggerogoti kekayaan alam secara individual. Abai dan tidak peka terhadap sosial.

Padahal jika kita mau serius, zakat merupakan kunci pengentasan kemiskinan yang paling menjanjikan. Lewat zakat, sirkulasi kekayaan di sebuah negara bahkan dunia akan tersebar merata. Kesadaran mengenai pentingnya harta yang berputar ibarat darah yang harus terus menyebar ke semua anggota tubuh. Bila ada satu dari anggota tubuh yang yang tidak lancar peredaran darahnya, maka anggota tubuh yang lain akan ikut menuai dampaknya.

Penduduk yang gemar berzakat adalah masyarakat yang sudah selesai dengan dirinya. Zakat adalah simbol dari keberlimpahan. Mereka yang menunaikan zakat adalah mereka yang berlebihan harta. Sifat-sifat idividual seseorang akan terkikis melalui mekanisme zakat. Kita menyadari bahwa harta yang ada pada diri kita merupakan titipan semata yang harus kita pertanggungjawabkan.

Zakat memang tidak wajib bagi masyarakat yang kekurangan harta. Tetapi bukan berarti yang miskin tidak bisa berzakat. Siapa pun bisa ikut ambil bagian dengan menyerap kandungan nilai yang ada dalam zakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun