Saya terpaksa menulis tentang kisah nyata ini yang telah dan sedang berlangsung sejak 19 September 2014 sampai sekarang (26 Oktober 2014). Sebut saja namanya SA, seorang karyawan sebuah perusahaan kelapa sawit (PKS) yang ada di Aceh. Dia bekerja di bagian bengkel untuk mengontrol arus listrik, dinamo dan mesin lainnya yang berhubungan dengan listrik. 3 bulan lebih harus mendekam dalam tahanan sebagai tersangka pencurian yang disangkakan kepadanya dengan belum ada kejelasan hukum baginya.
Jumat, 19 September 2014 SA dipaksa membuat surat pengunduran diri oleh satu oknum manajemen di PKS tempat ia bekerja sebagai akibat ditemukannya kabel listrik sepanjang kurang dari 2 meter yang bila dinominalkan kurang dari dua ratus ribu rupiah (menurut SA dan pekerja yang berhubungan dngan kabel). Menurut si oknum jika SA mundur maka permasalahan pencurian akan dihentikan dan dia akan menjaga nama baik SA. Tetapi jika SA tidak mengundurkan diri maka si oknum dan SA bisa dipecat oleh pimpinan SA.
Akhirnya SA mengundurkan diri di pagi jumat dengan harapan kasus pencurian yang ditudhkan kepadanya tidak diperpanjang lagi. Tapi semua diluar dugaan, pada sabtu sore 20 September 2014 SA ditangkap oleh pihak kepolisian atas tuduhanpencurian kabel yang dilaporkan pada jumat sore sebelumnya oleh pihak PKS.
Dari penangkapan SA terkuak bahwa bukan hanya SA yang pernah mengambil kabel listrik tetapi pekerja-pekerja lainnya juga pernah melakukannya bahkan dilakukan secara terang – terangan dan hasilnya dibagi secara kebersamaan. Praktik ini sudah berlangsung lama sampai SA sendiri yang dikorbankan.
Sejak penangkapan, keluarga SA sudah berusaha melakukan upaya damai dengan pihak PKS agar masalah ini tidak dibawa ke ranah hukum dan diselesaikan secara kekeluargaan. Ibu SA didampingi kakak dan abangnya sudah pernah menyambangi PKS untuk bertemu pimpinan tertinggi tetapi upaya tersebut mendapatkan pengusiran dari ajudan Bos PKS yang sangat berkuasa.
Usaha-usaha untuk bertemu pimpinan PKS terus dilakukan baik melalui manajemen perusahaan, orang-orang terdekat SA maupun dengan pihak kepolisian.
“Bapak semestinya jumpa dengan pimpinan dan minta maaf, mungkin masalah ini akan selesai tapi saya tidak bisa membantu mempertemukan keluarga dengan pimpinan” ungkap manajemen PKS
“Silahkan keluarga upayakan untuk bertemu manajemen PKS dan meminta maaf dan berkas laporan bisa dicabut” saran kepolisian.
“Dia adalah penadah, dia sengaja mundur agar bisa menampung kabel curian dalam kapasitas yang banyak” ungkap pihak ketiga.
Usaha keluarga bertemu dengan pimpinan PKS tidak pernah terwujud. Hany seorang kawan pimpinan yang dikenal oleh keluarga yang berhasil bertemu pimpinan dan mempertanyakan masalah SA.
“Saya tahu dia anak baik, dia rajin dan pintar. Saya tahu bukan dia yang melakukannya karena jika dia yang selama ini melakukannya maka dia sudah kaya. Yang saya heran mengapa dia harus mundur dan lari dari pangkuan saya. Jika dia tidak mau membuka kasus yang lebih besar maka biar dia berurusan dengan pihak berwajib” inilah ungkapan kata-kata pimpinan yang disampaikan kepada utusan kelaurga SA.