Mohon tunggu...
Putri RizmaDamayanti
Putri RizmaDamayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - @rizmaaputrii

Blog ini tentang aku dan tugas kuliah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepemimpinan Partisipatif Pendidikan

6 Juni 2021   19:11 Diperbarui: 6 Juni 2021   19:12 1588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kepemimpinan partisipatif didefinisikan sebagai persamaan kekuatan dan sharing dalam pemecahan masalah dengan bawahan dalam melakukan konsultasi dengan bawahan sebelum membuat keputusan. 

Kepemimpinan partisipatif berhubungan dengan penggunaan berbagai prosedur keputusan yang memperbolehkan pengaruh orang lain mempengaruhi keputusan pemimpin. 

Istilah yang biasa digunakan untuk mengacu pada aspek-aspek kepemimpinan partisipatif termasuk konsultasi, pembuatan keputusan bersama, pembagian kekuasaan, desentralisasi, dan manajemen demokratis.

Kepemimpinan partisipatif dalam pendidikan dapat diistilahkan dengan kepemimpinan terbuka, bebas, atau nondirective dalam lembaga pendidikan. Gaya kepemimpinan partisipatif, kepala sekolah hanya sedikit memegang kendali dalam proses pengambilan keputusan. Kepala sekolah hanya menyajikan informasi mengenai suatu permasalahan dan memberikan kesempatan pada guru dan staff untuk mengembangkan strategi dan pemecahannya. Tugas kepala sekolah hanya mengarahkan tim kepada tercapainya konsensus.

perilaku partisipatif kepala sekolah ini memiliki kualitas dinamis dan dapat berubah seiring waktu. sebagai contoh, perilaku yang sebelumnya merupakan konsultasi, dapat berubah menjadi keputusan bersama ketika guru dan karyawan menyetujui pilihan kepala sekolahnya.

Kepemimpinan partisipatif yang ada di lembaga pendidikan harus mampu memberikan ruang peran serta secara bermakna pada para guru dan karyawan dalam menjalankan aktivitas lembaga pendidikan serta proses pengambilan keputusan. Dalam hal ini, kepala sekolah menghargai masukan berguna yang diberikan oleh para karyawannya dan bukan tidak mungkin masukan mereka dijadikan landasan penentuan keputusan.

Dengan adanya partisipasi diantara para pengelola pendidikan, maka para guru dan karyawan merasakan bahwa keputusan yang diambil itu adalah hasil dari perjuangan bersama sehingga rasa memiliki dan keinginan untuk berhasil dalam menerapkannya terbangun lebih kokoh di dalam pikiran mereka. Tentunya, mereka harus diyakinkan dengan argumen yang jelas mengapa suatu masukan diterima dan masukan lainnya ditolak. Kejelasan argumen serta dukungan jiwa besar dari para karyawannya dan pimpinan untuk menerimanya sebagai keputusan bersama adalah faktor pendukung yang disyaratkan untuk ada. 

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa konsep kepemimpinan partisipatif yang ada di lembaga pendidikan, ini berarti dapat memberikan kesempatan bagi semua untuk menampilkan pendapat dan pilihan sebelum keputusan akhir ditentukan, para guru dan karyawan merasa diperlakukan secara hormat. Hal ini akan menambah bekal pengalaman yang berguna serta rasa percaya diri yang kuat sehingga apabila suatu saat nanti tanggung jawab lebih tinggi dibebankan, mereka telah relatif siap secara mental.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun