MotoGP Catalunya 2019 menyisakan drama. Jorge Lorenzo jatuh menyeret tiga penantang podium Marc Marquez. Tentu saja kita tak akan pernah tahu apa yang terjadi bila Lorenzo, Andrea Dovizioso, Maverick Vinales, dan Valentino Rossi tidak mengalami insiden itu. Namun yang pasti Marc Marquez menjadi juara MotoGP Catalunya, dan dia melakukannya dengan cerdik.
Kecerdikan Marquez pada MotoGP Catalunya 2019 dimulai pada Free Practice 2 (FP2). Pemakai nomor 93 ini sempat mengikuti Valentino Rossi yang turun ke lintasan dengan ban baru. Hal ini tidak terlepas dari hasil Free Practice 1 (FP1) di mana pembalap-pembalap Yamaha (Fabio Quartararo dan Maverick Vinales) tampil cepat.
Marquez perlu memastikan kekuatan dan kelemahan Yamaha. Meski memiliki motor dengan tenaga yang lebih baik, Marquez menyadari bahwa Sirkuit Catalunya memiliki 14 (empat belas) tikungan. Sangat penting untuk mengetahui cara melibas tikungan dengan cepat dan bagaimana mempertahankan daya cengkeram ban, dua hal yang dimiliki Yamaha di Catalunya kemarin.
Kecerdikan berikutnya ada pada pilihan ban. Marquez memilih memakai ban depan hard dan ban belakang soft saat race. Pilihan ini tidak pernah ia coba pada sesi kualifikasi, mulai FP1 sampai warm up lap. Keputusan ini ia ambil salah satunya karena mempertimbangkan Fabio Quartararo yang sangat cepat di akhir balapan. Perihal Quartararo ini terbukti saat perebutan podium ke-2. Quartararo yang sempat berada di belakang Danilo Petrucci dan Alex Rins dalam perebutan podium 2-3 berhasil menyodok ke depan saat balapan tersisa 11 lap.
Marquez tampaknya ingin memakai strategi; melesat ke depan untuk memimpin balapan sehingga dapat dengan lebih mudah mengatur ritme dan menjaga ban. Strategi ini pada sisi lain menghadirkan sebuah keberuntungan, Marquez terhindar dari insiden Lorenzo.
Strategi melesat sendirian mungkin terdengar familiar untuk para penggemar Jorge Lorenzo, namun sepanjang 2019 ini kita bisa melihat Marquez menjalankannya dalam beberapa kesempatan; MotoGP Argentina, Amerika (Marquez jatuh karena masalah teknis), Le Mans, dan Catalunya. Hal ini tidak lepas dari performa mesin RC213V Honda yang kini jauh lebih bertenaga.
Sepanjang tahun ini kita telah melihat bagaimana Marc Marquez menggunakan ketajaman analisis dan kecepatan pengambilan keputusan untuk menjadi juara.Â
Marquez 'memanfaatkan' Petrucci untuk mendapatkan start dari front row di kualifikasi MotoGP Qatar 2019. Marquez dengan cepat menemukan penyebabnya terjatuh pada balapan MotoGP Amerika. Marquez mengikuti Jorge Lorenzo pada kualifikasi MotoGP Jerez 2019 untuk mempelajari cara meningkatkan kecepatan saat melibas tikungan. Marquez membalikkan strategi Ducati pada kualifikasi MotoGP Mugello 2019 untuk keuntungannya sendiri.
Pada akhirnya kita harus sepakat dengan pendapat Valentino Rossi tentang Marc Marquez menjelang MotoGP Catalunya lalu.
"Marquez is not only fast but is always very very clever..."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H