Perdana Menteri Inggris W.E. Gladstone (1809-1898) yang merupakan orang kafir berkata, "Percuma kita memerangi umat Islam, dan tidak akan mampu menguasainya selama di dalam dada pemuda-pemuda Islam bertengger Alquran. Tugas kita sekarang adalah mencabut Alquran dari hati mereka, baru kita akan menang dan menguasai mereka. Minuman keras dan musik lebih menghancurkan umat Muhammad daripada seribu meriam. Oleh karena itu tanamkan ke dalam hati mereka rasa cinta terhadap materi dan seks."
Melalui sistem sekulerisme, agama dipisahkan dari kehidupan. Alquran dan hadist dijauhkan dari hati dan pemahaman generasi. Alhasil halal haram bukanlah perkara yang diutamakan dalam kehidupan sehari-hari. Kepuasan fisik menjadi tolok ukur dalam standar perbuatan, tidak peduli halal ataukah haram. Tak heran, walau Islam telah mengharamkan aktivitas mendekati zina dalam surah al-Isro ayat 32, hukum tersebut justru diabaikan. Sungguh, sangat membahayakan.
Dengan demikian, untuk menyelamatkan umat khususnya dari generasi dari bahaya liberalisme tidak cukup hanya dengan menolak perayaan V-day. Perlu ada perubahan sistem secara mendasar. Dari sistem sekuler menjadi sistem Islam. Karena sistem sekuler menjadikan Islam tidak boleh diterapkan secara kaffah mengingat prinsipnya bahwa agama tidak boleh disatukan dengan kehidupan. Sehingga, selama tanpa adanya hukum-hukum Islam yang diterapkan, budaya-budaya kufur begitu mudahnya masuk ke negeri-negeri kaum muslimin.Â
Tolak V-day!*
Tulisan ini telah dimuat di Pijar News, 14 Februari 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H