Mohon tunggu...
Ilham Halimsyah
Ilham Halimsyah Mohon Tunggu... pegawai negeri -

gemar menulis dan suka memotret.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Terletak di Maros

10 April 2012   09:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:48 2451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tugu Batas Maros di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin

Saat ini, tugu batas wilayah Kabupaten Maros dan Kota Makassar berdiri di jalan masuk Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Tugu ini dibangun di sisi kiri dan kanan jalan masuk bandara dengan desain menggunakan nama dan logo Kabupaten Maros, terletak sekitar 500 meter dari perempatan jalan Tol Reformasi Maros. [caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Tugu Batas Maros di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin"][/caption] Tugu batas wilayah ini dibangun sebagai tanda kalau pintu gerbang udara di Kawasan Timur Indonesia ini berada dalam wilayah Kabupaten Maros. Karena sampai sekarang, masih banyak orang yang tak mengetahui kalau letak bandara ini di Maros. Berdasarkan sejarahnya, bandara ini memang dibangun di Maros.

  • Tahun 1935, Pemerintah Hindia Belanda membangun konstruksi landasan pacu rumput berukuran 1.600 x 45 meter (Runway 08-26). Lapangan terbang ini diresmikan pada 27 September 1937 dan diberi nama Lapangan Terbang Kadieng (Kadieng adalah nama salah satu daerah di Batangase, Maros).
  • Tahun 1942, pemerintah pendudukan Jepang, nama Lapangan Terbang Kadieng diubah menjadi Lapangan Terbang Mandai (Mandai adalah nama salah satu kecamatan di Maros). Landasan lapangan ditingkatkan menjadi konstruksi beton berukuran 1.600 x 45 meter.
  • Tahun 1945, landasan baru dengan konstruksi onderlaag (Runway 13-31) berukuran 1745 x 45 meter dibangun dengan mengerahkan 4000 orang ex-tentara Romusha oleh pemerintah Sekutu (Hindia Belanda).
  • Tahun 1950, lapangan terbang ini diserahkan kepada Pemerintah Indonesia yang kemudian dikelola oleh Jawatan Pekerjaan Umum Seksi Lapangan Terbang, selanjutnya tahun 1955 dialihkan kepada Jawaban Penerbangan Sipil (sekarang Direktorat Jenderal Perhubungan Udara) yang kemudian memperpanjang landasan pacu menjadi 2.345 x 45 meter sekaligus mengubah nama Lapangan Terbang Mandai menjadi Pelabuhan Udara Mandai.
  • Tahun 1980, Runway 13-31 diperpanjang menjadi 2.500 x 45 meter dan nama Pelabuhan Udara Mandai diubah menjadi Pelabuhan Udara Hasanuddin.
  • Tahun 2004, dilakukan perluasan dan pengembangan bandara  dan diresmikan tahun 2008 dengan nama Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin. Penggunaan kata Sultan di depan nama Hasanuddin dimaksudkan agar nama Hasanuddin yang digunakan jelas mengarah ke sosok pahlawan nasional Sultan Hasanuddin.

Dengan adanya tugu batas wilayah ini, tentu tak salah jika nama Maros juga ikut disebut dengan menuliskan; Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar di Maros. Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun