Begitulah Klopp mengubah Liverpool kini menjadi pesaing berat di EPL. Tapi sebenarnya juga jangan pala kali dipuja-puji.
Menguatnya Liverpool sebenarnya pun ada dukungan faktor lain. Yakni lemahnya kemampuan tim-tim besar EPL terdahulu. Sebut saja MU yang kian mundur bak undur-undur, adapun Chelsea baru terlihat akan bangkit. Sementara Arsenal sumbu ledaknya terlihat masih melempem.
Berkaca pada klasemen, musuh terberat justru ada di Leicester City, tim semenjana yang pernah membuat keajaiban: menjadi juara EPL. Dan pertandingan masih terus bergulir.
Artinya Kopites seantero masih terlalu dini untuk berpesta. Musim masih sangat panjang. Konsistensi jadi kunci, begitupun menjadi fans. Bila sok, ya konsisten saja sok. Kalah menang tak jadi soal, yang penting sok dahulu malu kemudian.
Dan tulisan ini adalah bagian dari sisi soknya fans Milan. Mungkin sebagian dari Anda bertanya: penggemar AC Milan kok sok-sokan membuat ulasan tentang Liverpool? Lah, antum ndak tahu saja, bahwa ini bagian dari pengalihan isu.
Isu apa?
Anda pasti bertanya lagi. Isu anak menteri dipanggil KPK? Isu iuran BPJS naik? Isu lem Aica Aibon berpuluh miliar? Isu radikalisme? Pencekalan? Celana cingkrang? Reuni 212? Pelukan politisi?
Ah, itulah, kepala Anda terlalu penuh dengan isu politik negeri ini. Sesekali rileks sedikit, tulisan ini hanyalah pengalihan isu kekalahan AC Milan dari Juventus! Hiks...
-bambang riyanto-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H