Mohon tunggu...
Bambang Riyanto
Bambang Riyanto Mohon Tunggu... Freelancer - Ini Bukan Soal Bola Semata

Catatan Fans Milan: Tulisan Ringan yang Berusaha Enak Dibaca

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Tentang Liverpool yang sedang Sok Itu

13 November 2019   06:40 Diperbarui: 13 November 2019   10:39 1101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usai melumat habis musuh paling kuat di EPL, M City dengan skor 3-1, Liverpool kini tengah dielu-elukan. Fansnya sedang sok-soknya. Ya maklum saja, 29 tahun tanpa gelar liga domestik membuat The Urchins-- fans garis kerasnya Liverpool--senangnya kayak sedang hari raya. Padahal lebaran masih jauh.

Tapi tak apa. Kokoh di puncak, dengan rekor tak terkalahkan dalam 12 laga terakhir, dan hanya sekali imbang, Liverpool yang kali pertama dibuat John Houlding pada 15 Maret 1892 itu memang, barangkali, layak digadang-gadang jadi juara. Minimal juara runner up. Hehehe.

Maka patutlah Kopites seantero negeri ini berterimakasih pada Klopp. Pasalnya, sosok pelatih spesialis runner-up itu membawa perubahan signifikan pada klub dengan nama lahir Everton Athletic itu.

Perubahan yang dilakukan Klopp juga di luar nalar, mengindikasikan bahwa ia pelatih cerdas dengan cara-cara out of the box.

Klopp juga dikenal mengatasi masalah tanpa masalah. Kiper blunder diganti dengan kiper mahal. Menghadirkan yang dipertuan Van Dijk juga jadi langkah sukses. Tapi, ternyata bukan itu saja, Klopp juga jeli memperhitungkan hal-hal lain di luar lapangan.

Padatnya jadwal EPL ditambah harus berkompetisi di liga benua biru, membuat banyak fisik pemain ngos-ngosan. Langkah itu diantisipasi Klopp dengan membajak ahli gizi Bayer Muenchen, Mona Nemmer. Dalam tiga tahun terakhir asupan gizi Moh Salah dkk. terjaga. Fit dan bugar.

Selain ahli gizi, Klopp juga menghadirkan spesialis lemparan ke dalam. Bola out dipandang Klopp sebagai peluang, karenanya pemain yang melakukan lemparan ke dalam gak boleh orang sembarang. Ia haruslah orang yang terlatih, sehingga mampu menjadikan set-piece sebagai peluang besar untuk melahirkan gol.

Thomas Gronnemark adalah orang yang didatangkan Klopp, khusus untuk urusan lempar melempar bola itu. Hasilnya? Kata para pemain, sih, cukup efektif. Sementara untuk urusan menjaga mental dan motivasi pemain, Klopp mengundang atlet selancar.

Lho, kok bukannya tokoh-tokoh motivasi macam Mario Teguh? Ah, barangkali Klopp sadar bahwa pemberi motivasi itu hanya pandai berkata-kata, tapi pada persoalan nyata toh akhirnya menyerah jua.

Maka motivator terbaik adalah mereka yang pernah merasakan pahit getirnya--persoalan yang dihadapi. Maka Klopp menjatuhkan pilihannya pada Steudner, atlet asal Jerman yang menjuarai lomba selancar tingkat dunia.

Pada titik itu, terobosan Klopp kembali dielu-elukan. Media-media barat memuji cara Klopp yang beradaptasi dengan perkembangan kolaboratif. Bahwa sepakbola dan selancar bisa menjadi simbiosis mutualisme yang mampu saling membawa kebermanfaatan. Suatu langkah yang, barangkali, akan menjadi trend dalam industri olahraga modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun