Mohon tunggu...
Baihaqi
Baihaqi Mohon Tunggu... Petani - Blogger

Seorang blogger

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Terapkan Pola Mandi, Korupsi akan Mudah Dibasmi

21 April 2015   11:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:50 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa sih yang tidak tau korupsi? Semua dari kita pasti tau tindak pidana yang dikategorikan extra ordinary crime ini. Paling tidak pernah membaca di media, pejabat A ditetapkan sebagai tersangka korupsi atau pejabat B di sidangkan di Pengadilan Tipikor. Namun yang pasti kita tidak pernah mendengar, pejabat C dihakimi massa karena melakukan korupsi.
Tak di pungkiri bahwa korupsi di Indonesia sudah menjadi-jadi, bahkan ada sebagian yang beranggapan korupsi itu sudah menjadi budaya Indonesia. Saya sendri tidak sepakat dengan pernyataan itu, karena korupsi bukanlah budaya akan tetapi ketamakan sebagian oknum pejabat yang melakukan sulap-sulap uang Negara untuk kepentingan pribadi atau golongannya.

Postingan sebelumnya saya sudah pernah menulis tentang Sesat Pikir tentang Korupsi dan Judi Online. Pada kesempatan ini saya akan menulis tentang pemberantasan korupsi. Ikut serta berpartisipasi dalam pemberantasan korupsi bukan berarti harus menjadi pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menulis seperti ini juga sudah dikategorikan ikut berpartisipasi, ya kan??

Selama ini pernah tidak terbayang kalau pola mandi kita sehari-hari selama ini bisa kita terapkan dalam pemberantasan korupsi? Baiklah!! Pertama, kalau kita mandi dikamar mandi selalu air kita siram dari kepala hingga akhirnya membasahi kaki atau menyiram air dari atas ke bawah. Setau saya, tidak ada orang mandi yang mulai menyiramkan air dari kaki hingga akhirnya ke kepala. Kalau pun ada, sudah pasti abnormal.

Makna dari menyiram air dari atas ke bawah adalah pemberantasan korupsi harus dimulai dari pimpinan baru selanjutnya akan diikut oleh bawahan. Pimpinan merupakan tauladan bagi para bawahan, sehingga seorang pimpinan harus benar-benar memberi contoh bahwa korupsi merupakan tindakan yang harus dijauhi. Bukan saja hukum Negara yang melarangnya, hukum agama juga menyerukan hal serupa.

Pimpinan disini bukan hanya atasan dikantor-kantor atau disuatu wilayah/daerah tapi kepala keluarga juga dianggap sebagai pimpinan. Kalau pimpinan tidak korupsi, sudah bisa dipastikan bahwa bawahan juga tidak akan melakukan korupsi.

Kedua, kalau kita mandi dikamar mandi selalu sendiri. Kalau sudah beramai-ramai, itu bukan mandi namanya tapi ngumpul bareng. Atau kalau berdua bisa disebut mesum. Hahahahaha. Ini memberi arti bahwa pemberatasan korupsi harus dimulai dari diri sendiri. Kita selaku diri pribadi harus konsisten untuk tidak korupsi. Dalam kalau memungkinkan kita juga harus menentang segala bentuk tindakan yang berbau korupsi, baik dilingkungan keluarga, masyarakat maupun dilingkungan kantor. Dengan demikian, 1 dari 10 orang pasti akan mengikuti kita untuk tidak korupsi.

Semoga pola mandi ini dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai upaya untuk memberantas korupsi. Sehingga cita-cita bangsa Indonesia terbebas dari belenggu korupsi dapat segera terwujud dan kita selaku anak negeri akan segera menikmati kesejahteraan. Semoga!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun