[caption id="attachment_365737" align="aligncenter" width="567" caption="Siswa lulusan MAS Ruhul Islam Anak Bangsa Aceh Besar, pandai berbicara 18 bahasa negara lain ketika menghadiri perpisahan siswa MTs Nurul Falah, Meulaboh, Selasa (12/5). SERAMBI/RIZWAN"][/caption]
Berawal dari dua kegagalan pada tahun 2013 silam, tak membuat Muammar Ridwan (18) patah semangat. Anak dari pasangan Hasrul dan Rusmianin, warga Desa Alue Bili, Kecamatan Suka Makmur, Kabupaten Nagan Raya mampu menguasai 18 bahasa asing hanya dalam tempo satu tahun.
Sebagaiamana di beritakan di www.aceh.tribunnews.com, Pada tahun 2013, Muammar sedang mengikuti seleksi ajang pertukaran pelajar Bina Antarbudaya Jakarta 2015. Jika lolos, ia akan terbang ke Amerika Serikat bergabung dengan pelajar dari negara lain. Pada saat bersamaan, di Aceh juga berlangsung MTQ Tingkat Provinsi di Subulussalam.
Muammar yang merupakan salah satu duta Kabupaten Aceh Barat untuk ajang MTQ ini membatalkan niatnya ke Jakarta untuk mengikuti seleksi dan memilih jadi duta MTQ. Namun, pilihannya ini tidak mengantarkan menjadi juara di cabang Fahmil Quran. Dua kegagalan inilah yang hingga kini masih menghantui Muammar.
Simak juga postingan sebelumnya, Demi Anak, Ijazah Sarjana Dilemarikan
Ibarat kata pepatah, setiap ada kegagalan pasti ada hikmahnya. Hal inilah yang mengilhami laki-laki yang lahir pada 25 April 1997 untuk bangkit. Akhirnya ia mengambil keputusan membeli sebuah Kamus Bahasa Jerman dari uang tabungannya.
Muammar memulainya dengan menghafal 100 kata per hari dan membuatnya dalam kalimat menurut tata bahasanya. Teknologi internet membantunya menambah pengetahuan tata bahasa dan cara pengucapan (pronunciation).
Setelah menguasai bahasa Jerman, Muammar juga semakin penasaran untuk mempelajari 17 bahasa lain. Ternyata ia mampu melakukannya. Satu per satu bahasa tersebut ia kuasai secara otodidak. Mulai Bahasa Arab, Inggris, Jepang, Mandarin, Korea, Jerman, Belanda, Swedia, Denmark, Finlandia, Perancis, Italia, Spanyol, Portugal, Turki, Bulgaria, Rusia, dan Thailand.
Bakatnya menguasi beberapa bahasa ini, membuat Muammar kerap mendampingi warga asing dari berbagai negara yang datang ke Aceh, baik dari Jerman, Jepang, Italia, Prancis, Jepang dan lainnya. Kini Muammar memendam hasrat ingin meneruskan pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H